Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum Dan Sesudah Terapi Murottal Surat Ar Rahman Terhadap Anak Usia Sekolah (8-12 Tahun) Saat Pre Sirkumsisi Di Yogyakarta
Abstract
Sirkumsisi merupakan tindakan bedah ringan dengan memotong kulit penis. Prosedur sirkumsisi dianggap menakutkan bagi anak karena rasa nyeri yang ditimbulkan, adanya perdarahan, terbatasnya aktifitas selama penyembuhan, serta cerita yang salah terhadap prosedur ini. Diperlukan coping untuk mengurangi bentuk ketidaknyamanan tersebut. Murottal Al-Qur’an mampu menurunkan hormon stress, aktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan sebagai pengalihan perhatian dari rasa takut.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah terdapat beda tingkat kecemasan sebelum dan setelah terapi murottal surat Ar-Rahman yang diberikan pada anak usia sebelum pelaksanaan sirkumsisi di Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design, dengan rancangan one group pretest posttest design. Tingkat kecemasan dinilai dengan kuisioner Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS). Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan jenis accidental sampling. Besar sampel pada penelitian ini 24 anak.
Hasil : Berdasarkan uji Wilcoxon tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi murottal Ar-Rahman berbeda (p. 0,008). Frekuensi napas sebelum dan sesudah juga berbeda (p.0,004) Berdasarkan uji paired t-test frekuensi denyut nadi sebelum dan sesudah juga berbeda (p.0,010).
Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat kecemasan, frekuensi denyut nadi, dan frekuensi napas yang signifikan sebelum dan sesudah terapi murottal Ar-Rahman saat pre sirkumsisi.
Collections
- Medical Education [2279]