| dc.description.abstract | Gizi kurang dan gizi buruk memiliki kontribusi terhadap 30% kematian yang terdapat pada balita.Salah satu faktor yang berperan dalam keadaan gizi balita adalah ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahan-bahan yang bergizi serta kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan yang bergizi. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risikostatus gizi kurang dan gizi buruk balita di Puskesmas Wedi Kabupaten Klaten. Metode:Penelitian ini bersifat analitik-observasional/non-eksperimental dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian dilakukan pada 65ibu dengan balita gizi kurang/ buruk dan 65 pada ibu dengan balita gizi baikdi Puskesmas Wedi Klatenpada bulan Maret -April 2014. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, pengukuran berat badan balita dan 24 hour food recall check list. Data tersebut berupa usia ibu, pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, umur balita, jenis kelamin, riwayat sakit, sanitasi lingkungan, sanitasi makanan, jarak pelayanan kesehatan, asupan makanan, pola asuh dan ketersediaan pangan. Analisis data menggunakan SPSS vs 21. Hasil:Berdasarkan hasil analisisdidapatkan faktor risiko gizi kurang dan gizi buruk adalah pendidikan ibu SD/SMP (OR: 0,159; 95%IK: 0,030-0,836), usia balita 0-11 bulan ( OR: 9,226; 95%IK: 1,561-54,540), sanitasi makanan (OR: 0,001; 95%KI: 0,000-0,092), asupan makanan (OR: 0,027; 95%KI:0,002-0,324), pola asuh (OR: 343,823; 95%KI: 14,358-8233,662). Yang bukan merupakan faktor risiko adalah usia ibu, jumlah anggota keluarga, jenis kelamin, riwayat sakit, sanitasi lingkungan, jarak pelayanan kesehatan dan ketersediaan pangan. Simpulan:Sanitasi makanan, asupan makanan dan pola asuh mempengaruhi status gizi balita. | en_US |
