Efek Analgetik dan Antiinflamasi Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) Pada Model Rheumatoid Arthritis Tikus Wistar Jantan yang Terinduksi CFA (Complete Freund Adjuvant)
Abstract
Temulawak merupakan fitofarmaka yang banyak digunakan sebagai
alternatif pengobatan yang lebih murah dan aman dibandingkan obat-obat sintetik.
Rheumatoid arthritis (RA) ialah penyakit sendi degeneratif yang ditandai dengan
inflamasi dan nyeri pada sendi. Selama ini, obat yang digunakan untuk
pengobatan simptomatis RA adalah DMARDs (Disease Modifying Anti
Rheumatoid Drugs) dan NSAIDs (Non Steroid Antiinflammatory Drugs) yang
ternyata menimbulkan banyak efek samping berbahaya. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui potensi ekstrak etanol temulawak (Curcuma xanthorrhiza,
Roxb) yang mengandung kurkuminoid dan zat aktif lain sebagai antiinflamasi dan
analgetik pada kasus RA yang diujikan pada tikus jantan galur Wistar yang
terinduksi Complete Freunds Adjuvant. Efek antiinflamasi dianalisis berdasar
perubahan volume udem hari ke-0 sampai 50 yang diukur menggunakan
pletysmometer, sedangkan efek analgetik dianalisis berdasar perubahan waktu
reaksi terhadap induksi termal pada suhu 50°-55°C. Kedua efek tersebut
dibandingkan dengan metotrexat 2,5mg/kg/hari yang diberikan per oral selama 30
hari. Setelah ekstrak temulawak 25mg/kg dan 50mg/kg diberikan oral 20 hari
setelah injeksi CFA sampai hari ke-50, keduanya tidak berefek secara klinis
namun dapat memperpanjang waktu reaksi terhadap induksi termal secara
signifikan dan dapat menurunkan udem kaki berdasarkan analisis One way Anova
dilanjutkan uji Tukey (p<0,05) terhadap nilai AUC0-50. Efek antiinflamasi dan
analgetik ekstrak etanol temulawak 25mg/kg lebih baik dari ekstrak 50 mg/kg.
Collections
- Pharmacy [1444]