Hubungan antara Motif Berafiliasi dengan Gaya Hidup Metroseksual
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara motif
berafiliasi dengan gaya hidup metroseksual. Hipotesis penelitian yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara motif berafiliasi dengan gaya hidup
metroseksual. Semakin tinggi motif berafiliasi maka gaya hidup metroseksual
semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah motif berafiliasi maka semakin
rendah gaya hidup metroseksual.
Subjek penelitian ini adalah laki-laki berumur 24-45 tahun yang tinggal di
kota besar dan berpenghasilan diatas 2 juta per bulan. Skala motif berafiliasi dibuat
sendiri oleh penulis berdasarkan teori dari Hill (1987). Adapun aspek motif berfiliasi
yang ingin diungkap adalah kebutuhan akan dukungan emosional, kebutuhan akan
stimulasi positif, kebutuhan akan perhatian, kebutuhan untuk melakukan
perbandingan sosial. Sedangkan skala gaya hidup metroseksual dibuat sendiri oleh
penulis berdasarkan karakteristik metroseksual yang diungkapkan oleh Hermawan
Kartajaya (2004) yaitu sangat memperhatikan penampilan, memiliki kesadaran yang
tinggi mengenai kesetaraan gender, fashion oriented, socialbutterfly.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program
SPSS versi 11.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara motif berafiliasi
dengan gaya hidup metroseksual. Korelasi product moment dari Pearson
menunjukkan korelasi sebesar 0,482 dengan p = 0,000 (p<0,01) sehingga hipotesis
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara motif berafiliasi dengan
gaya hidup metroseksual dapat diterima. Hasil uji korelasi terseut menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel penelitian.
Collections
- Psychology [2195]