Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Agung Widianto, Sp.B
dc.contributor.authorSapriyantina, Dwi
dc.date.accessioned2020-11-11T07:35:44Z
dc.date.available2020-11-11T07:35:44Z
dc.date.issued2012-12-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25057
dc.description.abstractApendisitis merupakan penyebab tersering dari nyeri abdomen yang progresif dan menetap pada semua gologan umur, kegagalan menegakkan diagnosa dan keterlambatan penatalaksanaannya akan menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.Keterlambatan dalammenegakkan diagnosisserta penatalaksanaan dalam apendisitis dapat menyebabkan komplikasi berupa apendisitis perforasi.Perforasi jarang terjadi sebelum 24 jam setelah timbulnya onset, tetapi angka tersebut meningkat hingga 80% setelah 48 jam. Pemeriksaan jumlah leukosit membantu menegakkan diagnosis apendisitis akut. Pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi. Peningkatan kejadian apendisitis perforasi yangdisebabkan oleh kegagalan dalam penegakan diagnosis dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis perforasi, khususnya pemeriksaan nilai leukosit dan perlu diketahui juga apakah salah satu pemeriksaan tersebut berperan terhadap kejadian apendisitis perforasi.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara nilai leukosit dengan kejadian apendisitis perforasi di RSUD Sleman Periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik non-observasional dan retrospektif dengan metode cross sectional study. Data penelitian diambil secara sekunder dari catatan rekam medis pasien dengan hasil temuan operasi berupa apendisitis perforasi. Analisis data dilakukan bivariat denganchi-square test.Hasil : Nilai leukosit memiliki hubungan dengan kejadian apendisitis perforasi (p=0,000) dan jenis kelamin memiliki hubungan dengan kejadian apendisitis perforasi (p=0,021; RP=1,873; 95% CI=0,161-0,871). Sedangkan faktor lain seperti usia (p=0,435), suhu (p=0,237; RP=0,505, 95% CI=0,022-2,903), keluhan mual/muntah (p=0,159; RP=1,472; 95% CI=0,241-1,265), serta keluhan perut kembung (p=0,142; RP=1,692, 95% CI=0,112-1,406) tidak memiliki hubungan dengan kejadian apendisitis perforasi. Sedangkan adanya keluhan nyeri perut kanan bawah tidak dapat dihitung karena didapatkan nilai yang konstan antara kedua variabel.Simpulan : Terdapat hubungan antara nilai leukosit dan jeniskelamin dengan kejadian apendisitis perforasien_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectnilai leukositen_US
dc.subjectapendisitis perforasien_US
dc.subjectCross sectional studyen_US
dc.titleHubungan Antara Nilai Leukositdengan Kejadian Apendisitis Perforasi Di RSUD Sleman Periode Januari 2010-Desember 2011en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record