Terminal Bis dan Tempat Transit Kendaraan di Kabupaten Indramayu
Abstract
Jalur pantura Indramayu merupakan jalur lingkar kota yang padat akan
aktifitas kendaraan yang membutuhkan pengaturan lalu lintas diantaranya penerapan
sebuah wadah terminal bis regional sebagai tempat pelayanan umum, tempat
kendaraan umum, menurunkan dan menaikkan penumpang, tempat perpindahan
penumpang baik intra maupun antar moda seta tempat transit sebagai wadah yang
menampung kegiatan istirahat perjalanan. Karena letak jalur pantura dekat dengan
pantai, maka potensi pantai dimanfaatkan sebagai pembangkit suasana sebagai
pendukung kegiatan relaksasi pelaku dalam terminal dan tempat transit kendaraan.
Permasalahan umum yang timbul adalah bagaimana merencanakan terminal
bis dan tempat transit kendaraan di Indramayu yang sesuai dengan tututan kebutuhan
fungsional terminal antar kota dan transit angkutan pribadi dan angkutan antar kota
antar propinsi di Kabupaten Indramayu. Sedangkan pada permasalahan khususnya
bagaimana merencanakan tata ruang terminal bis dan tempat transit dengan
menerapkan karakter alam pantai sebagai pembangkit suasana yang rekreatif.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan konsep desain terminal dan tempat transit
kendaraan dengan suasana alam pantai sebagai faktor penentu perencanaan tata
ruang dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang berpengaruh di dalamnya.
Sebuah landasan teori untuk permasalahan khusus tentang pengaturan dan
pengolahan tata ruang baik interior maupun eksterior sangat diperlukan, tentunya
pengolahan tata ruang yang bisa membangkitkan suasana rekreatif yang berkarakter
alam pantai.
Sebagai tuntutan permasalahan secara umum, diperlukan analisis karakter
kegiatan pelaku yang menentukan pemanfatan ruang bersama secara efisien antara
terminal dan tempat transit kendaraan sehingga didapat suatu tatanan ruang yang
fungsional. Sedangkan tuntutan permasalahan khusus, diperlukan analisa pada
pengolahan tatanan ruang luar dan ruang dalam yang membangkitkan suasana
rekreatif alam pantai. Dari hasil analisis diambil kesimpulan yang dapat diangkat
sebagai konsep. Pada konsep perencanaan dihasilkan pemintakatan, konsep sirkualsi
dan tata ruang luar dan gubahan massa yang diterapkan dengan memasukkan
karakter alam pantai, sedangkan konsep perancangannya berupa pengolahan ruang
dalam yang bisa membangkitkan suasana rekreatif yang berkarakter alam pantai,
sehingga pada akhirnya digunakan sebagai dasar untuk ditransformasikan ke dalam
bentuk dalam desain.
Collections
- Architecture [3658]