| dc.description.abstract | Indonesia menempati urutan ke empat negara dengan jumlah penduduk terbanyak
di dunia. Untuk mengatasinya, pemerintah berperan aktif dalam program Keluarga
Berencana yang salah satu strateginya ialah penggunaan metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP), seperti AKDR. Namun program tersebut kurang
mendapat respon yang positif dari masyarakat yang dapat dilihat dari jumlah
akseptor AKDR yang masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu pengetahuan, informasi, biaya, rasa aman, dan nilai di masyarakat.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang
berhubungan dengan rendahnya pemilihan metode kontrasepsi AKDR pada
akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah akseptor KB yang berdomisili di
wilayah kerja Puskesmas Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian
dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden. Metode pengambilan
sampel dengan metode purposive sampling.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil uji statistik yang dilakukan kepada 92 responden yang memenuhi
kriteria inklusi, faktor-faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan
rendahnya pemilihan metode kontrasepsi AKDR adalah pengetahuan responden
dengan p-value = 0,020, informasi yang diperoleh responden dengan p-value =
0,018, serta rasa aman yang dimiliki oleh responden dengan p-value = 0,036.
Sedangkan yang tidak memiliki hubungan bermakna dengan rendahnya pemilihan
metode kontrasepsi AKDR adalah biaya dengan p-value = 0,098 dan nilai di
masyarakat dengan p-value = 1,000.
SIMPULAN
Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, informasi, dan rasa aman
dengan rendahnya pemilihan metode kontrasepsi AKDR di wilayah kerja
Puskesmas Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. | en_US |
