Tirta Senggigi Resort Nuansa Arsitektur Tradisional Sasak & Ornamen Lombok Primitif pada Interior dan Exterior Bangunan
Abstract
Pariwisata di pulau Lombok sempat mengalami kemunduran karena terkena dampak
bom Bali, tetapi beberapa tahun ini pariwisata di pulau Lombok talah mengalami peningkatan
baik wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Untuk menarik wisatawan
beberapa pembangunan sarana wisata dilaksanakan, antara lain beberapa pembangunan
fasilitas hotel dan resort. Pusat kegiatan pariwisata yang utama adalah daerah wisata
senggigi yang telah dilengkapi oleh fasilitas hiburan dan perbelanjaan. Oleh karena itu
pemilihan site pada kawasan wisata senggigi dipertimbangkan agar pengunjung dapat
dengan mudah melakukan aktifitas berlibur. Letak site juga mudah di jangkau karena terletak
pada jalur sirkulasi utama. Tema bangunan tradisional Sasak yang dilengkapi dengan
ornamen Lombok Primitif pada bangunan resort diharapkan dapat memberi nuansa tampilan
bangunan yang berbeda dari yang lainnya. Konsep bangunan adalah mengadaptasi
bangunan tradisional Sasak antara lain bale, beruga dan lumbung. Sedangkan pada
ornamen sendiri mengadaptasi konsep ornamen lombok primitif yaitu dalam hal penggunaan
warna dan elemen pelengkap fasad bangunan.
Dari konsep tersebut kemudian dilanjutkan pada tahapan skematik desain yang
merupakan tahap penerapan konsep arsitektur tradisional Sasak dan ornamen Lombok
primitif pada massa dan tampilan bangunan.penerapan dari konsep tersebut ditampilkan
dalam bentuk analisa dan skema. Dari analisa dan skema tersebut dapat di peroleh
transformasi dari konsep arsitektur tradisional Sasak dan ornamen Lombok primitif yang
kemudian di terapkan pada gubahan massa yang terlihat dari pola dan bentukan massa.
Orientasi massa yang mengikuti arah matahari yaitu timur dan barat dapat memberi respon
terhadap view ke alam sekitar. Skema perwiiayahan kegiatan terbagi atas kegiatan rekreasi,
administrasi, servis dan ruang luar. Skema sirkulasi ruang luar terdiri atas sirkulasi kendaraan
pengelola, sirkulasi kendaraan pengunjung, sirkulasi pejalan kaki, jogging track dan sirkulasi
servis. Skema tata hijau ditata seindah mungkin dengan pemanfaatan lahan yang berkontur
sehingga dapat memberi kesan natural dengan penambahan elemen air yang dapat memberi
kesejukan dan ketenangan bagi pengunjung.
Dari tahap skematik kemudian di kembangkan pada tahap pengembangan desain
yang merupakan hasil akhir dari penerapan konsep pengaplikasian pada bagian exterior
dapat dilihat dari fasad bangunan baik dari bentukan atap, bentuk bangunan maupun
ornamen yang melengkapi. Pada bangunan unit kamar tidur menggunakan atap beruga
dengan bentukan bangunan bale dengan pertimbangan view ke alam sekitar karena atap
bale tidak tepat jika di gunakan pada bangunan tersebut di sebabkan dimensi yang cukup
besar sehingga dapat menghalangi view ke sekitar site. Selain itu pada exterior juga terdapat
ruang terbuka yang berfungsi sebagai area sirkulasi, area kolam renang dan taman.
Lansekap yang diterapkan merupakan perpaduan antara elemen lunak dan elemen keras.
Elemen lunak terdiri atas beberapa macam vegetasi ( rumput manila, rumput jarum, lantana,
ketepeng dll ) sedangkan elemen keras antara lain berupa stepping stones dan paving block!
Pada bagian interior bangunan menggunakan gradasi warna monokrom dari warna-wama
natural antara lain warna coklat dan abu-abu. Pada bagian interior bangunan juga dilengkapi
dengan ornamen Lombok primitif dengan perpaduan warna-wama yang indah yang berfungsi
sebagai elemen penghias ruang. Ornamen-ornamen yang di gunakan antara lain ukiran, kain
tenun, tembikar, furniture, lukisan dll.
Collections
- Architecture [3648]