Aktivitas Antiplasmodial in Vitro Fraksi Alkaloid Total Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) pada Plasmodiumfalciparum Resisten Klorokuin (FCR-3)
Abstract
Malaria merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis dan
subtropis. Ada empat spesies yang menyebabkan malaria, yaitu Plasmodium
falciparum, P. vivax, P. malanae, dan P. ovale. Diantara keempat Plasmodium
tersebut yang paling banyak menyebabkan kesakitan dan kematian adalah P
falciparum, karena dapat menyebabkan malaria dengan komplikasi berat. Masalah
utama dalam pemberantasan malaria adalah penyebaran parasit yang resisten
terhadap antimalaria, utamanya klorokuin. Timbulnya resistensi ini mendorong
suatu usaha menemukan obat baru salah satunya melalui penelitian terhadap
tanaman obat yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat untuk mengobati
malaria. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengobati malaria adalah
mahoni (Swietenia mahagoni Jacq). Penelitian ini dilakukan untuk menguji
aktivitas fraksi alkaloid total biji mahoni secara in vitro dan sebagai kontrol
pembanding digunakan 1,10-fenantrolin. Uji aktivitas antiplasmodial in vitro
dilakukan pada kultur P. falciparum strain resisten klorokuin (FCR-3) dengan
metode visual. Aktivitas antiplasmodial in vitro dinyatakan dengan IC50. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fraksi alkaloid total biji S. mahagoni Jacq dengan
nilai IC50 32,320 ± 5,322 ug/ml mempunyai aktivitas antiplasmodial in vitro pada
P. falciparum strain resisten klorokuin (FCR-3) yang lebih rendah dibandingkan
1,10-fenantrolin sebagai kontrol pembanding dengan nilai IC50 0,350 ± 0,142
ug/ml. Senyawa alkaloid ini termasuk senyawa yang memiliki aktivitas dengan
kriteria potensial sedang.
Kata kunci : antiplasmodial, P. falciparum, S. mahagoni Jacq, fenantrolin,
alkaloid
Collections
- Pharmacy [1481]