Show simple item record

dc.contributor.advisorRini Darmawati
dc.contributor.authorDidi Sumartoyo, 01512212
dc.date.accessioned2020-09-23T05:32:09Z
dc.date.available2020-09-23T05:32:09Z
dc.date.issued2007-09-10
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/24146
dc.description.abstractJogjakarta adalah Propinsi yang sebagian besar penduduknya masuk dalam kategori usia yang cukup produktif, dengan sebagian besar penduduk yang berstatus pelajar dan mahasiswa serta kalangan pekerja ataupun profesional muda. Dimana dalam usia tersebut cenderung memiliki kegiatan yang cukup padat sehingga memerlukan adanya suatu sarana yang dapat memberikan nuansa kesegaran sebagai upaya untuk me-refresh-kan diri. Dengan jumlah kafe yang terus tumbuh dan bertambah di Jogjakarta hingga sekarang tentunya menjadikan persaingan yang kian ketat diantara kafe - kafe yang telah ada tersebut. Sama halnya dengan di kota - kota besar lainnya seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang keberadaan kafe merupakan menjadi alternatif pilihan di dalam mendapatkan suasana yang baru dan berbeda. Berdasarkan pengamatan dan studi kasus yang diperoleh untuk kemudian dianalisa, kafe-kafe atau tempat untuk mencari suasana yang berbeda tersebut cenderung hanya berfungsi sebagai tempat minum ataupun makan tanpa menyediakan sarana pendukung bagi kegiatan lainnya seperti menonton "mini theatre", Perpustakaan maupun ruang pertemuan. Untuk itu perlu untuk menyediakan sarana pendukung kegiatan pada sebuah kafe sehingga mampu memberikan suatu nilai lebih dan dapat menjadi daya tarik tersendiri. Serta adanya penataan cahaya baik pada fasad maupun interior, Pada fasad berguna untuk memunculkan karakter material selubung bangunan, sedangkan pada interior berguna untuk membentuk suasana ruang sesuai fungsinya tentunya dengan menggunakan beberapa teknik pencahayaan seperti 'direct lighting, indirect lighting, up serta down lighting. Hasil dari analisa didapatkan penataan cahaya pada fasad dilakukan dengan memanfaatkan permainan shading serta material kaca dan titik-titik penempatan sumber pencahayaan secara khusus untuk mendapatkan area selubung bangunan yang akan diekspos materialnya. Sedangkan pada interior memanfaatkan penggunaan panel dengan material kayu untuk mendapatkan pendaran cahaya yang tepat untuk membentuk suasana ruang sesuai kebutuhan pada masing-masing ruang serta tetap memperhatikan aspek estetika. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk memberikan kesan atraktif yaitu dapat memunculkan karakter dari elemen arsitektural secara kuat unik dan fokus sehingga dapat memberikan pengalaman visual yang berbeda.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKafe dan Restoen_US
dc.subjectSarana Pendukung di Jogjakartaen_US
dc.subjectTata Cahaya Buatanen_US
dc.subjectPembentuk Kesan Atraktifen_US
dc.subjectFasad dan Ruang Dalamen_US
dc.titleKafe dan Resto dengan Sarana Pendukung di Jogjakarta Tata Cahaya Buatan Sebagai Pembentuk Kesan Atraktif pada Fasad dan Ruang Dalamen_US
dc.Identifier.NIM01512212


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record