Show simple item record

dc.contributor.advisorHartomo
dc.contributor.authorEmy Dwi Hastutiningsih, 01522246
dc.date.accessioned2020-09-22T08:11:31Z
dc.date.available2020-09-22T08:11:31Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/24125
dc.description.abstractBagaimana stasiun kerja yang baik, seringkali dianggap tidak penting oleh perusahaan atau perorangan. Hal ini tentunya akan berakibat pada menurunnya produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa stasiun kerja yang ergonomis, sesuai dengan kenyamanan pekerja. Pendekatan ergonomis didalam perancangan stasiun kerja merupakan satu hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan pendekatan ergonomis maka kenyamanan kerja operator akan naik dan produktivilas akan meningkai pula. Metode yang digunakan yaitu Analytical Hierarchy Proves (AHP). AHP akan memberikan struktur hierarchy berupa kriteria dan subkriteria yang menjadi dasar pertimbangan dalam analisis stasiun kerja ergonomis. Kriteria dan subkriteria yang tersusun dalam pemilihan stasiun kerja tersebut adalah kemudahan gerak dengan subkriteria luas area kerja, posisi alat dan posisi material. Kriteria kedua adalah kenyamanan kerja dengan subkriteria suhu, cahaya, posisi kerja serta kebisingan. Kriteria ketiga adalah keselamatan kerja dengan subkriteria keamanan kerja, debu, bau. Dari hasil penelitian diperoleh bobot kriteria sebagai berikut: untuk departemen perakitan kriteria kemudahan gerak (0.4640) dengan subkriteria luas area kerja (0.2982), posisi alat (0.0874), posisi material (0.0587). Kriteria kedua adalah kenyamanan kerja (0.1934) dengan subkriteria suhu (0.0385), cahaya (0.0387), posisi kerja (0.0806), serta kebisingan (0.0288). Kriteria ketiga keselamatan kerja (0.2130) dengan subkriteria keamanan kerja (0.1485), debu (0.0447), ban (0.0179). Berdasarkan perbandingan seluruh kriteria dan subkriteria, diperoleh alternatif stasiun kerja A sebagai stasiun kerja yang dianggap nyaman oleh pekerja. Untuk departemen finishing kriteria kemudahan gerak (0.5200), dengan subkriteria luas area kerja (0.3591), posisi alat (0.0977) posisi material (0.0513). Kriteria kedua adalah kenyamanan kerja (0.2036), dengan subkriteria suhu (0.0358), cahaya (0.0456), posisi kerja (0.0816) kebisingan (0.0311). Kriteria ketiga keselamatan kerja (0.1437) dengan subkriteria keamanan kerja (0.1044), debu (0.0244), bau (0.0126). Berdasarkan perbandingan seluruh kriteria dan subkriteria, diperoleh alternatif stasiun kerja A sebagai stasiun kerja yang dianggap nyaman oleh pekerja. Kecuali pada subkriteria bau, yang dianggap nyaman oleh pekerja adalah stasiun kerja B.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis Alternatifen_US
dc.subjectStasiun Kerja yang Ergonomisen_US
dc.subjectAnalytical Hierarchy Processen_US
dc.subjectStudi Kasus pada CV. Dewata Furni Exporter, Yogyakartaen_US
dc.titleAnalisis Alternatif Stasiun Kerja yang Ergonomis dengan Mempergunakan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus pada CV. Dewata Furni Exporter, Yogyakarta)en_US
dc.Identifier.NIM01522246


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record