Studi Komparasi Metode Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus di PT. Pandanaran Keramik dan Furniture)
Abstract
Agar perusahaan dapat bersaing dengan baik, salah satu faktor yang menentukan
adalah harga produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk itu perusahaan membutuhkan
informasi yang akurat mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk
maupun jasa untuk menetapkan harga produk atau jasa. Pembebanan biaya produksi
akan mempengaruhi penentuan harga jual produk dan besarnya keuntungan yang
diinginkan sehingga produk dapat bersaing di pasaran.
Dalam sistem akuntansi tradisional, pembebanan biaya overhead dialokasikan secara
merata ke semua produk berdasarkan volume produk. Sedangkan untuk metode
Activity-Based Costing system pembebanan biaya overhead berdasarkan cost driver
yang dikonsumsi setiap segmen produksi. PT. Pandanaran Keramik dan Furniture
dalam menetapkan harga pokok produksinya masih menggunakan sistem akuntansi
tradisional, maka dalam penelitian dilakukan penentapan harga pokok produksi
dengan menggunakan Activity-Based Costing system pada produk Kursi taman dan
Meja taman berpayung.
Dari perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi tradisional mengalami overcosting dan undercosting. Untuk produk Kursi
taman mengalami overcosting yaitu pada bulan Juni sebesar Rp 3116,7 bulan Juli
sebesar Rp.3296,65 dan bulan Agustus sebesar Rp.6.911,96 , sedangkan pada produk
Meja taman berpayung mengalami Undercosting pada bulan Juni sebesar
(Rp.6.233,3), bulan Juli sebesar (Rp.8.106,52) bulan Agustus sebesar (Rp15.103,92).
Hal initerjadi karena adanya aktivitas yang lebih terperinci dalam sistem ABC.
Collections
- Industrial Engineering [2224]