Show simple item record

dc.contributor.advisorDwi Nur Ahsani
dc.contributor.authorHilmi Ardian Sudiarto, 16711124
dc.date.accessioned2020-09-18T02:36:08Z
dc.date.available2020-09-18T02:36:08Z
dc.date.issued2020-05-19
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/24048
dc.description.abstractPengaruh Pemberian Non-Decaffeinated Coffee dan Decaffeinated Coffee terhadap Kadar Kreatinin Serum serta Malondialdehid Plasma Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Diet Tinggi Purin Hilmi Ardian Sudiarto1, Dwi Nur Ahsani2, Rahma Yuantari3 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia 2Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia 3Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Latar Belakang : Pemberian kopi dipercaya mampu menurunkan kondisi hiperurisemia. Hiperurisemia nantinya berpengaruh terhadap peningkatan kadar kreatinin dan stres oksidatif, karenanya perbaikan kondisi hiperurisemia dapat dipantau melalui kadar kreatinin dan stres oksidatif, salahsatunya yaitu malondialdehid (MDA). Studi sebelumnya menyebutkan bahwa efek baik kopi terhadap asam urat tidak dipengaruhi oleh kandungan kafeinnya melainkan kandungan senyawa aktif lainnya. Tujuan : Mengetahui apakah kopi non-decaffeinated dan kopi decaffeinated memiliki efek terhadap kadar kreatinin serum dan malondialdehid plasma tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet tinggi purin. Metode : Tikus dibagi menjadi empat kelompok : kontrol positif (K1), kontrol negatif (K2), perlakuan 1 (P1), dan perlakuan 2 (P2). Semua tikus kecuali K1 diinduksi beef broth sebanyak 700 mg/kgBB/hari selama tiga puluh hari, bersamaan dengan pemberian non-decaffeinated coffee pada K3 sebanyak 108 mg/200 kgBB dan pemberian decaffeinated coffee pada K4 sebanyak 108 mg/200 kgBB. Pemeriksaan kadar kreatinin serum dan MDA plasma dilakukan berkala pada hari ke-0, 15, dan 30. Hasil : Pencegahan peningkatan kadar kreatinin serum dan MDA plasma terlihat pada P1 yang mengalami penurunan rerata antara hari ke-15 dan 30 dari 3,95±0,26 mg/dL menjadi 1,63±0,11 mg/dL (kreatinin) dan 9,04±0,44 mg/dL menjadi 5,80±0,55 mg/dL (MDA), serta pada P2 dengan penurunan rerata 3,90±0,10 mg/dL menjadi 1,14±0,08 mg/dL (kreatinin) dan 8,52±0,39 mg/dL menjadi 3,88±0,47 mg/dL (MDA). Pemberian intervensi kopi pada P1 dan P2 memberikan perbedaan hasil yang signifikan dengan p=0.00. Kesimpulan : Pemberian non-decaffeinated coffee dan decaffeinated coffee dapat mencegah peningkatan kadar kreatinin serum dan MDA plasma tikus secara signifikan pada hari ke-30.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDecaffeinated Coffeeen_US
dc.subjectNon-Decaffeinated Coffeeen_US
dc.subjectKreatinin Serumen_US
dc.subjectMalondialdehid Plasmaen_US
dc.subjectHiperurisemiaen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Non-Decaffeinated Coffee dan Decaffeinated Coffee terhadap Kadar Kreatinin Serum Serta Malondialdehid Plasma Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Diet Tinggi Purinen_US
dc.Identifier.NIM16711124


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record