Show simple item record

dc.contributor.advisorRiana Rahmawati
dc.contributor.authorZinedine Yusuf Ariant, 16711154
dc.date.accessioned2020-09-11T02:15:17Z
dc.date.available2020-09-11T02:15:17Z
dc.date.issued2019-12-12
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/23883
dc.description.abstractLatar Belakang: Prevalensi hipertensi terus meningkat di Indonesia dan hipertensi menjadi penyakit kedua tersering ditemukan di Puskesmas se-kabupaten Bantul. Banyak pasien lansia penderita hipertensi yang masih belum rutin meminum obat dikarenakan berbagai faktor. Semakin tinggi tekanan darah maka resiko penyakit kardiovaskular juga semakin meningkat, sehingga perlu untuk mengetahui bagaimana pola pengobatan hipertensi khususnya derajat 2 pada lansia di posyandu wilayah Puskesmas Dlingo II. Tujuan Penelitian: Untuk menggambarkan pola pengobatan pasien hipertensi derajat 2 pada pasien pralansia dan lanjut usia di Posyandu lansia wilayah Puskesmas Dlingo II. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan teknik pengambilan data secara cross sectional. Kuesioner digunakan peneliti untuk mewancarai peserta Posyandu lansia yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Dari 108 responden, terdapat 78 (72%) yang menyatakan minum obat antihipertensi dalam 30 hari terkahir. Golongan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) (43,43%). Gambaran penggunaan terapi antihipertensi tunggal sebesar 76,9% dengan jenis obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah captopril (48,3%). Penggunaan terapi kombinasi sebesar 23,1% dengan kombinasi 2 obat sebesar 83%. Sebagian besar (80%) kombinasi 2 obat adalah captopril dan amlodipine. Rerata durasi penggunaan obat adalah 10 hari (±SD 5,40) dan 56,6% responden mengonsumsi obat kurang dari 7 hari. Sumber obat paling banyak didapatkan dari posyandu lansia yaitu sebesar 46,5%. Kesimpulan: Pengobatan untuk hipertensi derajat 2 sebagian besar berupa monoterapi menggunakan captopril. Durasi penggunaan obat oleh pasien mencerminkan obat tidak diminum secara rutin. Karena hipertensi derajat 2 yang tidak diterapi dengan adekuat dapat meningkatkan risiko pengobatan, pola pengobatan perlu mendapat perhatian dan perbaikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectHipertensi derajat 2en_US
dc.subjectLansiaen_US
dc.subjectPola pengobatanen_US
dc.titlePola Pengobatan pada Pasien dengan Hipertensi Derajat 2 di Posyandu Lansia Wilayah Puskesmas Dlingo IIen_US
dc.Identifier.NIM16711154


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record