dc.description.abstract | Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui di
dunia terutama Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2018 sebesar
34,1%. Hipertensi menjadi penyakit terbanyak pada usia lanjut, dengan prevalensi
63,8% pada usia lebih atau sama dengan 75 tahun, 65,74% pada usia 65 tahun, dan
45,9% pada usia 55-64 tahun.
Tujuan penelitian: Menggali perspektif pasien dan kader kesehatan desa mengenai
faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong dari penyelenggaraan
skrining hipertensi.
Metode: Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. Subjek
penelitian ini berasal dari peserta Posyandu lansia dengan hipertensi derajat 2
(pasien) dan kader Posyandu lansia di Puskesmas Dlingo. Pemilihan sampel
ditetapkan dengan metode purposive sampling method. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara
mendalam.
Hasil: Persepsi kader dan pasien tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan skrining adalah bentuk kegiatan, variasi kegiatan, pelayanan posyandu
yang tidak stabil, fasilitas posyandu, publikasi skrining, dukungan pemerintah dan
tokoh masyarakat. Persepsi kader dan pasien tentang faktor yang mempengaruhi
partisipasi lansia dalam skrining adalah pengetahuan lansia, faktor keyakinan lansia,
faktor ekonomi, pekerjaan, jenis kelamin, keterjangkauan, dan dukungan keluarga.
Kegigihan, kreativitas, dan keuletan mencari dana merupakan bentuk pran penting
kader dalam kegiatan skrining. Disamping itu , kader memiliki tantangan yang besar
seperti kompensasi finansial yang sedikit, dan adanya persepsi buruk tentang lansia.
Kesimpulan: Persepsi kader dan pasien terhadap pelaksanaan skrining mencakup
partisipasi lansia dalam skrining, pelaksanaan skrining, dan peran kader sebagai
ujung tombak. | en_US |