Hubungan Riwayat Pengobatan TB Paru dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24 – 59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman Utara dan Mlati
Abstract
Latar Belakang : Balita merupakan kelompok yang rawan terkena
masalah gizi dan infeksi salah satunya yaitu stunting dan TB anak.
Stunting merupakan salah satu gizi kurang yang ditandai dengan
indikator tinggi badan menurut umur dibawah – 2 SD. Tuberkulosis
(TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis Prevalensi stunting di Indonesia pada
tahun 2018 adalah 30,8%, sedangkan untuk di Yogyakarta sebesar 22%.
Proporsi kasus TB anak di Indonesia tahun 2015 mencapai 8.59% Salah
satu faktor penyebab stunting adalah infeksi kronik. Infeksi kronik
berkaitan dengan sistem imun dan intake asupan nutrisi anak sehingga
perlu mengetahui hubungan Riwayat pengobatan TB anak dengan
kejadian stunting pada Balita di Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Pakem, Tuti, Cangkringan, Mlati I, dan Mlati II.
Tujuan Penelitian : mengetahui adanya hubungan antara riwayat
penyakit infeksi tuberkulosis paru dengan kejadian stunting pada Balita
usia 24–59 bulan di Kabupaten Sleman
Metode Penelitian : Penelitian analitik observasional dengan
pendekatan case control. Penelitian menggunakan 60 sampel Balita.
Pada penelitian ini dilakukan penilaian riwayat pengobatan TB
menggunakan jejak RM (Rekam Medis) dan pengukuran tinggi badan
anak.
Hasil : Terdapat hubungan bermakna antara riwayat pengobatan TB anak
dengan kejadian stunting pada Balita berusia 24-59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Pakem, Turi, Cangkringan, Mlati I, dan Mlati II dengan nilai p
(0,02) (p < 0,05 ) dan OR (Odd Ratio) sebesar 3,5.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat pengobatan
tb paru dengan kejadian stunting pada Balita di wilayah kerja Puskesmas
Sleman Utara dan Mlati.
Collections
- Medical Education [2289]