Penerapan Failure Mode and Effect Analysis pada Waste Assessment dalam Penentuan Lean Tools (Studi Kasus: PT. Yamaha Indonesia (Bass String))
Abstract
Peningkatan biaya kebutuhan produksi memaksa perusahaan untuk melakukan penghematan untuk tetap bertahan, karena menaikkan harga produk memiliki resiko tinggi. PT. Yamaha Indonesia perusahaan merupakan satu dari tiga pabrik Yamaha Corporation diseluruh dunia yang memproduksi piano, dimana pabrik lainnya telah ditutup untuk melakukan efisiensi. Lean Manufacturing merupakan pendekatan populer dan efektif dalam mencapai penghematan lini produksi dengan mengurangi 7 waste, efektivitas implementasi lean tools tidak lagi diragukan, namun tidak sedikit perusahaan yang gagal atau tidak maksimal dalam memanfaatkan konsep ini, karena lean tools yang diterapkan tidak sesuai dengan keadaan produksi dan kemampuan perusahaan yang ada. Melalui integrasi Waste Assessment Model dan FMEA, maka lini produksi dapat dipahami dengan baik, pemilihan lean tools juga menjadi lebih tepat karena tidak hanya keadaan produksi dan pemborosan produksi, tetapi kemampuan investasi perusahaan juga dipertimbangkan. Hasil identifikasi pemborosan (7 waste) perusahaan pada departemen Bass String didapatkan pengaruh defect 23.12%, inventory 17.10%, motion 15.83%, waiting 12.06%, transportation 11.75%, process 11.65% dan terakhir overproduction 8.49% dengan Lean Tools yang memiliki nilai prioritas utama untuk melakukan eliminasi adalah TPM (2277.83), standardize works (1856.34) dan JIT (1549.14).
Collections
- Civil Engineering [4199]