Analisis Risiko Pada Implementasi 5S Di Laboratorium Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (Studi Kasus : Laboratorium Desain Kerja & Ergonomi dan Laboratorium Sistem Manufaktur)
Abstract
Laboratorium Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia memiliki 2 laboratorium yang berbasis manufaktur dan ergonomis, yaitu Laboaratorium SIMAN dan Laboratorium DSKE. Kedua laboratorium tersebut telah mengimplementasikan metode 5S sejak tahun 2016. Pada tahun 2016 telah dilakukan audit implementasi 5S serta lomba yang diadakan oleh Tim Audit 5S Program Studi Teknik Industri 2016 guna melihat dan mengevaluasi implementasi metode 5S yang telah diterapkan oleh laboratorium. Dimana pada tahun tersebut didapat penilaian terhadap Laboratorium DSKE dengan nilai total 3,25 dan Laboratorium SIMAN dengan nilai total 2,25. Pada tahun 2019, dilakukan kembali audit implementasi metode 5S guna mengevaluasi perfomansi implementasi metode 5S di laboratorium apakah ada peningkatan atau penurunan. Rubrik penilaian yang digunakan pada tahun 2019 sama dengan rubrik yang digunakan pada tahun 2016 sehingga variabel dan faktor yang dinilai tetap sama. Hasil dari audit implementasi 5S di laboratorium diketahui setiap laboratorium mengalami peningkatan dengan nilai Laboratorium DSKE 3,8 dan Laboratorium SIMAN 3,1. Namun, peningkatan yang signifikan tidak terlihat secara merata antar laboratorium. Maka, hasil penilaian tersebut dijadikan latar belakang untuk melakukan identifikasi risiko yang bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang terdapat pada setiap S implementasi metode 5S. Identifikasi risiko dilakukan dengan metode wawancara terbuka dan data yang diolah menggunakan tools risk event dan diagram fishbone. Selanjutnya hasil olahan data dari dua tools tersebut diolah dan didokumenkan pada tool risk register. Risk register berfungsi sebagai dokumen yang menjelaskan secara rinci tiap risk event hingga risk treatment yang dilakukan tiap S dalam implementasi metode 5S di laboratorium. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan langkah benchmarking terhadap kedua laboratorium untuk membuat ebuah patokan implementasi metode 5S di laboratorium dengan baik. Hasil benchamrking tersebut menjelaskan cara terbaik implementasi dan langkah menghadapi risiko secara umum untuk di terapkan di laboratorium masing-masing. Berdasarkan hasil benchmarking, Laboratorium DSKE layak untuk dijadikan tolak ukur implementasi metode 5S di laboratorium oleh Laboratorium SIMAN.
Collections
- Industrial Engineering [2224]