Show simple item record

dc.contributor.advisorWilli Ashadi
dc.contributor.authorKesya, Mayang
dc.date.accessioned2020-08-31T06:55:22Z
dc.date.available2020-08-31T06:55:22Z
dc.date.issued2020-06-26
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/23586
dc.description.abstractLibya dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam minyak bumi. Selama 42 tahun (1969-2011) kepemimpinan Qaddafi, rakyat Libya tidak tersejahterakan bahkan cenderung berada dibawah tekanan. Peristiwa Arab Spring mendorong Libya untuk menuntut adanya perubahan. Gerakan pemberontakan berhasil menggulingkan pemerintahan Qaddafi, rakyat Libya berhasil menurunkan rezim Qaddafi dengan bantuan Amerika Serikat. Amerika yang memiliki kepentingan di Libya juga memberikan beberapa strategi untuk menata Libya menjadi negara yang mandiri. Namun, harapan untuk membawa Libya menjadi lebih sejahtera setelah kepemimpinan Qaddafi menjadi sirna, karena tidak adanya sosok pengganti yang dapat meredam gejolak kekacauan pasca turunnya Qaddafi. Kekosongan kekuasaan memicu rakyat Libya melakukan perang sipil dan menyebabkan kekacauan lainnya. Perang sipil antar suku di Libya memicu ketidakstabilan politik sehingga berpengaruh terhadap perekonomian negara. Perekonomian Libya pasca Qaddafi menjadi lemah hingga menyebabkan negara Libya masuk kedalam kategori negara gagal menuju ke keruntuhkan. Skripsi ini akan menggunakan landasan konseptual Failed Stated untuk menganalisis bagaimana Teori Failed States memandang Libya sebagai negara yang menuju kegagalan?en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subject: Libyaen_US
dc.subjectQaddafien_US
dc.subjectUnited Statesen_US
dc.subjectFailed Stateden_US
dc.titleAnalisis Failed States terhadap Libya Pasca Kepemimpinan Muammar Qaddafi (2012-2016)en_US
dc.Identifier.NIM16323021


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record