Show simple item record

dc.contributor.authorRakhman, Brian Ray
dc.date.accessioned2016-09-27T08:55:31Z
dc.date.available2016-09-27T08:55:31Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/234
dc.description.abstractSetiap orang/keluarga mempunyai kebutuhan akan tempat tinggal yang dipengaruhi oleh pendapatan. Masyarakat yang tidak bisa membayar secara tunai memilih mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada bank. Banyak kriteria yang terlibat dalam perhitungan yang masih menggunakan cara hitung manual (konvensional), hal ini menjadikan kendala efisiensi waktu pembuat keputusan dalam mengambil kebijakan menentukan kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kriteria tersebut adalah penghasilan, pengeluaran, plafond, jangka waktu, dan angsuran. Banyak terjadi kasus macet kredit pada BPR Banyu Arthacitra juga menjadi masalah yang sering terjadi karena tidak tepatnya pemberian dana kredit. Sistem Pendukung Keputusan ini menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto. Metode Tsukamoto dipilih karena metode ini menentukan nilai keanggotaan pada setiap kriteria yang berpengaruh dalam kelayakan pemberian kredit, kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi aturan dari sejumlah aturan yang telah dibuat. keluaran hasil inferensi pada setiap aturan didefinisikan sebagai nilai yang tegas (layak/tidak layak). Keseluruhan keluaran tersebut diperoleh menggunakan rata – rata berbobot . Dalam SPK ini terdapat empat variabel yang dimodelkan, yaitu: penghasilan, pengeluaran, angsuran, dan keputusan. Variabel penghasilan terdiri dari dua himpunan fuzzy, yaitu: KURANG, dan LEBIH, variabel pengeluaran terdiri dari dua himpunan fuzzy, yaitu: RENDAH, dan TINGGI, variable angsuran terdiri dari dua himpunan fuzzy yaitu: RENDAH, dan TINGGI, sedangkan variabel keputusan terdiri dari dua himpunan fuzzy, yaitu: LAYAK, dan TIDAK LAYAK. Pada pengujian sistem, penulis menggunakan 2 tahap pengujian yaitu unit test dan user test. Unit test adalah pengujian yang dilakukan oleh developer terhadap sistem untuk memastikan bahwa semua input dan output telah berfungsi dengan benar. Sedangkan user test adalah pengujian yang dilakukan menggunakan kuesioner untuk mengetahui apakah user menerima sistem yang dikembangkan atau tidak. Dari hasil pengujian sistem, baik unit test maupun user test dapat disimpulkan bahwa Fuzzy Inference System(FIS) metode Tsukamoto dapat diimplementasikan dalam pemberian kelayakan kredit pinjaman pada BPR Banyu Arthacitra, sistem pendukung dapat diterima dengan baik dan telah memenuhi kebutuhan pengguna. Sudah terdapat fitur untuk manajemen variabel, manajemen himpunan, dan manajemen aturan fuzzy sehingga sistem ini dapat menyesuaikan kebutuhan BPR Banyu Arthacitra saat ini dan di masa yang akan datang.en_US
dc.publisherUII, Yogyakartaen_US
dc.subjectFuzzy inference system, tsukamoto, kelayakan krediten_US
dc.titleSistem Pendukung Keputusan Pemberian Kelayakan Kredit Pinjaman Pada Bpr Banyu Arthacitra Dengan Menggunakan Fuzzy Inference System Metode Tsukamotoen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record