Pasar Seni dan Kerajinan di Pontianak Penekanan pada Karakter Arsitektur Tradisional Rumah Melayu Kalbar Sebagai Landmark Kota Pontianak
Abstract
"Bumi Khatulistiwa" merupakan julukan yang diberikan pada Propinsi Kalimantan
Barat ( Kota Pontianak ) yang terkenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang dilalui
oleh garis bujur ( 0°) sebagai pusat titik kulminasi matahari dan merupakan salah satu
kota tujuan wisata yang kaya akan keanekaragaman seni, budaya dan adat
istiadat. Beranekaragamnya obyek wisata yang dimiliki terutama obyek wisata budaya,
wisata sejarah dan wisata alam. Tugu khatulistiwa merupakan salah satu obyek wisata
yang dimanfaatkan sebagai tempat menyaksikan peristiwa titik kulminasi matahari pada
bulan maret dan September sedangkan sungai kapuas sebagai wisata bahari untuk
menikmati kehidupan masyarakat pinggiran sungai dan menikmati terbenamnya matahari
di ufuk barat. Selain wisata alam Pontianak juga kaya akan seni dan budaya seperti :
Aneka kerajinan, aneka upacara adat dan masih banyak lagi seni dan budaya yang
memerlukan perhatian dari semua pihak.Agar kekayaan ini tidak punah begitu saja dan
dapat diteruskan oleh generasi mendatang, sehingga diperlukan satu wadah yaitu pasar
seni dan kerajinan yang kontekstual dengan karakter arsitektur tradisional rumah melayu
Kalbar sebagai landmark kota agar kota pontianak memiliki icon yang dapat dinikmati
oleh wisatawan secara visual.
Tahap skematik desain, gagasan ide bentuk pada gubahan masa dicapai dengan
transformasi bentuk dari rumah tradisional suku melayu. Massa bangunan Pasar Senidan
Kerajinan diwujudkan sebagai kompleks bangunan yang diikat oleh open space untuk
menunjukkan dan mendukung proses interaksi dan berorientasi pada jalan utama - sungai kapuas dan tugu khatulistiwa - sungai kecil.Kosep penzoningan mengacu pada
rumah tradfisional melayu Kalbar.
Pada tahap pengembangan desain, pembagian ruang dikelompokkan
berdasarkan jenis dan sifat kegiatannya yang terbagi kedalam 4 blok massa dengan
pertimbangan memudahkan pengguna dalam beraktifitas, mempertegas fungsi - fungsi
yang ada didalamnya serta memudahkan pengontrolan dan tidak saling mengganggu
pengguna yang lain. Entrance site di bagi tiga yaitu main entrance dan side entrance dan
back entrace. Main entrance di letakkan di sebelah utara dan menghadap ke jalan utama
( Jln. Khatulistiwa ) dengan tujuan memudahkan aksebilitas, efisiensi, dan kenyamanan
baik pengunjung maupun pengelola. Side entrance digunakan untuk pengunjung,
diletakkan di sebelah timur yang dapat diakses melalui kawasan tugu khatulistiwa dan
back entrace diletakkan disisi selatan yaitu akses dari arah sungai kapuas, ini untuk
mempermudah pengunjung yang datang dari kawasan pinggiran sungai. Untuk
memaksimalkan nilai efisiensi pada fasilitas komersial, ruang retail yang dijual lebih
dominan yaitu sekitar 3.442,176 m² atau mencapai lebih dari 60% dari total luas lantai.
Penampilan bangunan pada fasade masih mengacu pada konsep awal yaitu bangunan
tradisional yang memiliki ciri khas pada penggunaan bentuk atap, ornamen - ornamen
ukiran dan bentuk bangunan itu sendiri berupa rumah panggung dengan penggunaan
material kayu ulin yang memberi kesan natural menyatu dengan lingkungan.
Collections
- Architecture [3651]