Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwidi
dc.contributor.advisorAde Ilham
dc.contributor.authorAgus Salim Sahputra Harahap, 99511104
dc.contributor.authorArmanto Suryo Nugroho, 99511308
dc.date.accessioned2020-08-18T06:11:20Z
dc.date.available2020-08-18T06:11:20Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/23336
dc.description.abstractDalam perkembangan pembangunan, struktur beton mendominasi dalam bentuk bangunan terutama tempat tinggal. Standar material bangunan yang sering dipakai dalam struktur yaitu beton, baja, dan kayu. Dari ketiga material itu yang paling dominan digunakan adalah beton. Kerikil sebagai standar agregat kasar dalam pembuatan beton masih dominan digunakan. Namun mengingat di alam banyak terdapat jenis dan macam material, maka solusi untuk menggantikan standar agregat kasar adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan limbah kerajinan, salah satunya pemakaian batu putih sebagai agregat kasar. Pada penelitian ini diambiI dua macam batu putih, yaitu batu Kencleng asal Budegan, Gunung Kidul, dan batu Manyaran asal Manyaran, Wonogiri dan sebagai agregat kontrol diambil batu Clereng asal Kulon Progo. Pengambilan batu Kencleng dan Manyaran ini bertujuan membandingkan dua macam batu putih tersebut dengan batu Clereng asal Kulon Frogo untuk kuat desak, kuat tarik, kuat lentur, kuat geser, dan modulus elastis. Metode penelitian laboratorium digunakan sebagai cara pengumpulan data. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa beton beragregat batu Manyaran memiliki kuat desak terkecil (27,649 MPa) dibandingkan beton beragregat batu Kencleng (38,814 MPa) dan batu Clereng (40,703 MPa). Untuk kuat tarik beton beragregat batu Clereng lebih besar (3,301 MPa) dibandingkan beton beragregat batu Manyaran (3,132 MPa) dan batu Kencleng (2,752 MPa). Pada kuat lentur beton beragregat batu Clereng lebih besar (6,065 MPa) dibandingkan beton beragregat batu Manyaran (4,917 MPa) dan batu Kencleng (3,603 MPa). Sedangkan untuk kuat geser sama seperti kuat tarik dan kuat lentur beton beragregat batu Clereng lebih besar (4,316 MPa) dibandingkan beton beragregat batu Manyaran (3,632 MPa) dan batu Kencleng (3,540 MPa). Untuk nilai modulus elastis beton beragregat batu Clereng memiliki nilai modulus elastis terbesar (16,242 GPa) dibandingkan beton beragregat batu Manyaran (10,052 GPa) dan batu Kencleng (13,458 GPa).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKomparasi Karasteristik Betonen_US
dc.subjectBeragregat Kasaren_US
dc.subjectBatu Putihen_US
dc.subjectAsal Gunung Kidulen_US
dc.subjectAsal Wonogirien_US
dc.subjectSplit Asal Kulon Progoen_US
dc.titleKomparasi Karasteristik Beton Beragregat Kasar Batu Putih Asal Gunung Kidul dan Wonogiri dengan Split Asal Kulon Progoen_US
dc.Identifier.NIM99511104
dc.Identifier.NIM99511308


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record