dc.description.abstract | Penurunan temperatur dan pemadatan sangat berpengaruh pada saat
pelaksanaan di lapangan terutama terhadap campuran Split Mastic Asphalt,
sehingga harus memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi karena menyangkut
mutu perkerasan. Karena sesuatu hal, misalnya lokasi proyek yang jauh dari
Asphalt Mixing Plant (AMP), kemacetan lalulintas, atau karena tidak
seimbangnya produksi campuran pada AMP dengan volume pelaksanaan di
lapangan sehingga harus mengalami antrian yang menyebabkan penurunan
temperatur dibawah persyaratan sehingga campuran tidak dapat
digelar/dipakai. Hal ini tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
Penelitian ini bermaksud meneliti karakteristik campuran Split Mastic
Asphalt + Selulosa yang mengalami penurunan suhu 80°C yang kemudian
dipanaskan ulang sampai mencapai suhu standar, dengan cara menganalisis
perilaku campuran Split Mastic Asphalt + serat selulosa, diukur volume rongga
dalam campuran (VTM), persentase rongga terisi aspal (VFWA), stabilitas,
kelelehan (flow) dan QM (Qoutient Marshall), yang diketahui dengan
melakukan pengujian Marshall, kemudian dibandingkan dengan pengujian
Marshall standar ( 75x tumbukan).
Dari hasil penelitian tentang pengaruh jumlah tumbukan 55x, 65x, 75x dan
85x terhadap perilaku campuran Split Mastic Asphalt yang mengalami
pemanasan ulang pada kadar aspal optimum 6,55 %, menunjukkan bahwa nilai
optimum adalah 76 - 85x tumbukan untuk lalu lintas berat. | en_US |