Remediasi Elektrokinetik Tailing Emas (Cu) Menggunakan Elektroda 2-D Hexagonal dari Kokap Kulon Progo Yogyakarta
Abstract
Penambangan emas rakyat di Sangon Kokap Kulonprogo dilakukan masih sangat
tradisional yaitu dengan cara amalgamasi. Proses pengolahan emas memungkinkan
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan hidup. Alat yang sering digunakan untuk
proses amalgamasi ini umumnya berbentuk drum atau barrel dan sering dinamakan
gelundung atau tromol dengan penambahan merkuri (Hg) (Amalgam). Untuk
mendapatkan Au yang murni Au dipisahkan dari kandungan Cu dan logam-logam
lainnya dengan cara dibakar, inilah yang disebut bullion, Kandungan Cu tersebut larut
bersama air pada proses pemurnian emas, sehingga limbahnya mengandung Cu yang
tinggi. Penangan tailing dilakukan secara sederhana dengan kolam penampungan tanpa
dilakukan pengolahan yang baik, dimana limbah cairnya dialirkan ke sungai.
Untuk menangani pencemaran Cu, peneliti menggunakan proses remediasi
Elektrokinelik. Remediasi eleklrokinelik merupakan salah salu upaya yang dilakukan
dengan menggunakan tegangan 40 Volt dan 0,2A DC selama 15 jam agar Cu dapat
bermigrasi ke elektroda. Selain itu digunakan 7 batang karbon dengan panjang 6 cm
dan diameter 0,8 cm sebagai elektroda yang disusun dengan konfigurasi 2D hexagonal
dengan jarak antar elektroda 15cm dengan 1 batang karbon sebagai katoda yang
diletakan ditengah dan yang lainnya sebagai anoda mengelilingi katoda tersebut yang
ditempatkan pada bak dari kaca berukuran (1 x 1x 1)m. Bak tersebut diisi dengan tanah
sebanyak 312,5 kg.
Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi perubahan pH (pH = 3,5, /constant)
yang dikarenakan banyaknya buffer yang berlebih, dan efisiensi konsentrasi adalah
97,45 % pada jarak15 cm, 98,02 % pada jarak 10cm dan 60,68% pada jarak 5 cm dari
katoda.
Kata kunci: Cooper (Cu), remediasi elektrokinelik, bermigrasi
Collections
- Environmental Engineering [1429]