Pengaruh Variasi Gradasi Agregat Limbah atau Puing Bangunan terhadap Kuat Desak Batako Tanpa Pasir
Abstract
Batako adalah bata yang dibuat dengan cara mencetak dan memelihara
dalam suasana lembab, dengan campuran semen, pasir dan air yang digunakan
sebagai bahan untuk membangun rumah atau gedung Batako mempunyai kaitan
dengan perencanaan bangunan yang hemat, mudah dikerjakan dan cepat dalam
pendirian bangunan. Selain itu, batako juga memiliki keunggulan dalam hal
kedap suara, ketahanan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh
iklim, variasi bentuk dan warna membuatnya dapat menyesuaikan terhadap
semua gaya arsitektur yang digunakan. Namun seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. maka diperlukan peningkatan mutu dari batako sebagai salah
satu bahan bangunan sehingga timbullah ide pembuatan batako tanpa pasir.
Agregat yang digunakan dalam pembuatan batako tanpa pasir ini adalah limbah
atau puing bangunan. Batako tanpa pasir (dengan campuran semen, agregat dan
air) diyakini memiliki berat lebih ringan dibandingkan dengan batako masa,
hal ini dikarenakan banyaknya pori-pori/ rongga yang terbentuk diantara butiran
agregutnya.
Pada penelitian, ini batako tanpa pasir dibuat dengan menggunakan
perbandingan semen dengan agregat saja yaitu 1: 7, fas yang digunakan sebesar
0,38 dan dimensi batako 37,5 x17,5 x9,5 cm. Jumlah variasi yang dibuat adalah
sebanyak 10 variasi dengan jumlah benda uji 5 buah untuk masing-masing
variasinya. Agregat yang digunakan adalah limbah puing bangunan (limbah
bangunan pasca gempa) yang diambil dari Ds. Tarungan, Kec. Wedi, Kab.
Klaten, Prop. Jawa Tengah.
Dari penelitian yang dilakukan, didapat bahwa batako/ beton ringan
dengan kekuatan desak yang cukup baik terdapat pada variasi VI dengan kuat
desak sebesar 2,533 MPa dan berat volumenya 1,67 kg/dm³. Kuat desak ini dapat
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Umum Bahan
Bangunan (PUBI, 1982) dan termasuk jenis batako A1 yaitu dengan kekuatan
2,00 s/d 3,50 MPa.
Collections
- Civil Engineering [4229]