dc.description.abstract | Diabetes Melitus merupakan sindrom yang ditandai dengan penurunan efektivitas insulin. Data DINKES Kabupaten Sleman tahun 2015, Diabetes Melitus terjadi sebanyak 18.210 kasus, 50% telah mengalami komplikasi. Salah satu komplikasi yang banyak terjadi adalah nefropati diabetik yang ditandai proteinuria menetap. Frekuensi kejadian proteinuria akan meningkat 29% setelah menderita DM >5 tahun. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan melalui uji darah dan urinalisis. Urinalisis merupakan pemeriksaan non-invasif terhadap penderita.
Tujuan : Mengetahui korelasi lama menderita Diabetes Melitus dengan kadar proteinuria pada pasien PROLANIS dokter keluarga, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ditentukan dengan konsekutif sampling menggunakan rumus analitik korelatif. Subjek penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang mengikuti PROLANIS.
Hasil : Subjek penelitian didapatkan sebanyak 38 orang, pasien terbanyak adalah laki-laki berjumlah 22 orang (57,9%), kelompok usia terbanyak adalah lansia akhir berjumlah 33 orang (86,8%), dan sebagian besar memiliki IMT Normal yaitu 17 orang (44,7%), secara statistik didapatkan hubungan signifikan antara IMT dengan proteinuria (p=0,010) pada pasien diabetes mellitus. Sebagian besar pasien menderita DM <5 tahun yaitu 22 orang (57,9%) dan 14 orang (36,8%) memiliki hasil proteinuria negatif. Hasil uji statistik menyatakan terdapat korelasi antara lama menderita diabetes melitus dengan proteinuria (p=0,008; r=0,423), kekuatan korelasi sedang dengan arah positif yang memiliki makna semakin lama menderita DM maka semakin tinggi kadar proteinuria.
Simpulan : Lama menderita diabetes melitus memiliki korelasi dengan proteinuria. Semakin lama menderita diabetes melitus maka semakin tinggi kadar proteinuria. | en_US |