dc.description.abstract | Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak
menular penyebab utama kematian di dunia. Data WHO tahun 2016, DM di
Indonesia menyebabkan 48.300 kematian pada rentang usia 30-69 tahun, dan
51.100 kematian pada rentang usia diatas 70 tahun. Salah satu komplikasi DM
yang cukup sering terjadi ialah luka sulit sembuh hingga menyebabkan luka
mengalami infeksi dan berujung dengan amputasi. Berkembangnya pengobatan
herbal di Indonesia, memunculkan daun katuk (Sauropus androgynus) yang
dikenal sebagai sayuran multigreen. Kandungan vitamin C yang mencapai 239 mg
per 100gram, daun katuk telah terbukti dapat mempercepat proses penyembuhan
luka. Peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peran
daun katuk dalam penyembuhan luka hewan DM.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak daun
katuk (Sauropus androgynous) terhadap perubahan diameter luka hewan model
DM tipe II.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Subyek penelitian
adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok
berdasarkan kelompok perlakuan yaitu kelompok A kontrol negatif, kelompok B
kontrol positif, kelompok C perlakuan I dengan ekstrak daun katuk 15%, dan
kelompok D perlakuan II dengan ekstrak daun katuk 30%. Data yang didapatkan
dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis.
Hasil: Pada penleitian ini didapatkan hasil perubahan diameter rata-rata sebagai
berikut, kelompok A 0,245; kelompok B 0,1571; kelompok C 0,0971; dan
kelompok D 0,1525. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis tidak terdapat perbedaan
rata-rata perubahan diameter luka antara semua kelompok perlakuan (p=0,771).
Simpulan: Salep ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) tidak mempengaruhi
pengurangan diameter luka hewan model DM tipe II. | en_US |