dc.description.abstract | Sejak 2000 tahun yang lalu hingga saat ini asma masih menjadi suatu
permasalahan kesehatan yang cukup serius. Tidak diketahuinya penyebab timbulnya asma
secara pasti, mengakibatkan 'penyembuhan' bagi para penderitanya menjadi sulit dilakukan.
Dalam hal ini keberadaan Pusat Rehabilitasi Asma merupakan fasilitas yang dibutuhkan
penderita asma, sehingga untuk menciptakan kesesuain antara bangunan dengan aspek
alam, arsitektur bioklimatis diterapkan sebagai penekanan dalam desain pusat rehabiltasi ini.
Karena penyakit asma, sesungguhnya, sangat bergantung pada kondisi iklim.
Penerapan arsitektur bioklimatis ini diwujudkan pada penataan fasade, penataan
orientasi dan masa bangunan, penataan landscape serta penataan ruang-ruang fungsi.
Pusat rehabilitasi asma ini dibagi menjadi 2 masa yaitu, masa 1 ialah gedung pengelola
dimana semua aktivitas rehabilitasi (baik medis maupun non medis), administrasi, kantor
pengelola, hingga area servis diwadahi dalam 1 masa bangunan. Masa 2 ialah gedung
rawat inap tempat para rehabilitan beristirahat yang terdiri dari 5 unit masa, disini hanya
terdiri dari ruang rawat inap dan ruang perawat saja demi menjaga ketenangan para
rehabilitan.
Penataan fasade diwujudkan dengan dominasi bukaan-bukaan yang sangat lebar
serta digunakannya atap miring dan adanya selasar di sekeliling ruang yang bertujuan
sebagai filter terhadap radiasi matahari. Penataan orientasi masa bangunan disesuaikan
dengan arah pergerakan angin dan matahari karena itu masa bangunan diorientasikan 45
derajat sejajar dengan arah datangnya angin yaitu tenggara, hal ini bertujuan untuk
memperlancar pergerakan debu-debu yang tidak dikehendaki para penderita asma.
Vegetasi disekitar masa ditata berdasarkan aspek klimatis yang ada sehingga berfungsi juga
sebagai filter terhadap debu-debu dan radiasi matahari. Untuk itu dipilih vegetasi dengan
berbagai ragam bentuk mulai dari phoenix, bambu jepang, cemara lilin, hingga teh-tehan,
semua ini disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor klimatis yang ada. Ruang-ruang yang
terdapat pada 2 masa bangunan ini ditata kearah vertikal. Untuk masa 1 ditata berdasar
zonifikasi kegiatannya, jadi semakin keatas (lantai 2) maka area tersebut semakin privat.
Berbeda pada masa 2, disini ditata tidak berdasar zonifikasi kegiatannya tetapi pada
tingkatan asma yang diderita, lantai dasar dikhususkan untuk asma dengan tingkat yang
paling berat begitu seterusnya hingga lantai atas (lantai 3) dikhususkan untuk penderita
asma paling ringan. Dengan adanya kesesuain antara bangunan dengan alam disekitarnya
diharapkan pusat rehabilitasi asma ini mampu merespon dan beradaptasi dengan iklim yang
ada serta memenuhi aspek kuratif yang sangat dibutuhkan para rehabilitan. | en_US |