Hubungan Antara Tekanan Darah dengan Disfungsi Ereksi pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Dokter Keluarga Harjobinangun
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan sindrom yang ditandai dengan glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menyatakan penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia mencapai 9,1 juta jiwa dan diperkirakan akan bertambah menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Hipertensi biasanya merupakan kejadian yang sering terjadi bersamaan dengan diabetes melitus tipe 2 sehingga hipertensi sering dikatakan menjadi sebuah prediktor bagi kejadian diabetes melitus tipe 2. Seorang penderita diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol memiliki risiko sangat tinggi terhadap disfungsi ereksi (erectile dysfunction). Disfungsi ereksi pada pasien penderita diabetes melitus akan diperparah dengan adanya hipertensi sebagai faktor risiko independen.
Tujuan : Mengetahui hubungan tekanan darah dengan disfungsi ereksi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di dokter keluarga Harjobinangun, Sleman, Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ditentukan dengan konsekutif sampling menggunakan rumus sampel cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang di dokter keluarga Harjobinangun. Disfungsi ereksi pada subjek penelitian ditentukan melalui kuesioner IIEF-5.
Hasil : Subjek penelitian didapatkan sebanyak 37 orang. Sebagian besar pasien, yakni 26 orang (70,3%) memiliki hipertensi dan 34 orang (91,9%) memiliki disfungsi ereksi. Hasil uji statistik menyatakan tidak terdapat hubungan signifikan antara tekanan darah dengan disfungsi ereksi pada pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,205).
Simpulan : Tekanan darah tidak memiliki hubungan signifikan dengan disfungsi ereksi pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Collections
- Medical Education [2281]