| dc.description.abstract | Kawasan alun-alun Cilacap terletak di 2 kelurahan yaitu Kelurahan Sidanegara
yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cilacap Tengah dan Kelurahan Sidakaya yang
masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cilacap Selatan. Karena letaknya yang sangat
strategis, yaitu dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap dan dekat dengan
pusat pertokoan menyebabkan kawasan ini menjadi daya tarik yang kuat bagi sebagian
orang untuk mengais rezeki dengan menggelar dagangan di kawasan ini. Seiring dengan
meningkatnya jumlah pedagang kaki lima yang mangkal di kawasan ini, maka berbagai
permasalahan pun muncul. Yang paling terasa adalah adanya kemacetan dan
kesemrawutan lalu lintas akibat dari menyempitnya badan jalan karena sebagian
dimanfaatkan untuk tempat mangkal para PKL. Untuk itu perlu dilakukan relokasi
terhadap para PKL tersebut untuk menghindari meningkatnya kesemrawutan lalu lintas
yang ada.
Sebagai kajian teori, penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu dan
beberapa teori yang mendukung. Diantaranya teori tentang motivasi keberadaan
pedagang kaki lima (Waworoentoe, 1974 et al dalam Ikaputra dan Agus N, 2003 dalam
Vincentia reni Vitasurya, 2004), yang menyatakan beberapa aspek yang mempengaruhi
munculnya PKL, yaitu: aspek legal, aspek ekonomi, dan aspek fisik. Teori lain yang
membahas pengaruh yang ditimbulkan dari keberadaan para PKL, diantaranya dalam
sebuah wacana dengan judul Menggugat Ke-Alun-Alun-an Sebuah Alun-Alun oleh Santy
Marlina et al, Pergulatan Identitas di Ruang Jalan oleh Anas Hidayat. Sedangkan
landasan teori yang berhubungan dengan teknik membaca perilaku diambil dari buku
dengan judul Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat oleh J. Vredenbregt. Dalam buku
itu ditulis bahwa ada 4 cara teknik observasi, yaitu: teknik observasi-partisipasi, teknik
observasi saja, teknik partisipasi terbatas, dan teknik observasi terbatas.
Penelitian dilakukan dengan mengambil 2 variabel dimana masing-masing
variabel terbagi atas 2 sub variabel. Yang pertama adalah variabel perilaku, yang meliputi
perilaku PKL dan perilaku pengunjung. Yang kedua adalah variabel tata ruang, yang
meliputi tata ruang kawasan alun-alun Cilacap dan tata ruang PKL. Selain dengan
observasi, penelitian juga dilakukan dengan melakuan pembagian angket kuisioner
kepada 32 responden.
Dari beberapa variabel dan sub variabel di atas, kemudian dilanjutkan dengan
pencarian data mengenai: profil kawasan; identifiasi elemen kawasan yang meliputi
kondisi ruang jalan dan sebaran PKL; identifikasi pedagang kaki lima yang meliputi
katagorisasi PKL berdasarkan komoditi barang dagangan, waktu operasional PKL, dan
dimensi tempat berdagang PKL; identifikasi pengunjung dan pengguna jalan meliputi
jenis aktivitas pengunjung, pola akses pengunjung, dan alat transportasi pengunjung; dan
yang terakhir adalah identifikasi potensi kawasan.
Untuk selanjutnya dilakukan analisa terhadap data-data tersebut, diantaranya: 1)
Analisis ruang jalan di kawasan alun-alun Cilacap, 2) Tinjauan terhadap pedagang kaki
lima yang meliputi analisis ciri-ciri model tempat berdagang PKL berdasarkan
katagorisasinya, analisis terhadap waktu operasioanl PKL, analisis hubungan perilaku
PKL dengan kebutuhan akan sarana bagi PKL, analisis hubungan dimensi tempat
berdagang dengan kenyamanan tempat berdagang bagi PKL, 3) Tinjauan terhadap
pengunjung dan pengguna jalan yang meliputi analisis hubungan jenis aktivitas
pengunjung dengan kebutuhan akan sarana bagi pengunjung, analisis hubungan pola
akses pengunjung dengan aksesibilitas wilayah untuk relokasi, analisis jenis alat
transportasi pengunjung hubungannya dengan penyediaan area parkir, 4) Tinjauan
terhadap potensi kawasan meliputi analisis terhadap bangunan di sekitar kawasan alunalun
Cilacap dan analisis terhadap lahan potensial.
Dari analisis perilaku baik PKL maupun pengunjung, maka ditemukan beberapa
rekomendasi desain diantaranya mengenai orientasi bangunan, area parkir, area tempat
duduk, dan plotting PKL. | en_US |
