Perbandingan Komposisi Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum sanctum) dan Bunga Kamboja (Plumeria alba) Sebagai Agen Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 2592

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi. Pemberian antibiotik diperlukan untuk mengatasi penyakit infeksi yang disebabkan bakteri. Namun saat ini, banyak terjadi kasus resistensi bakteri terhadap agen antibakteri yang ada sehingga perlu dicari antibakteri lain yang lebih efektif. Kemangi dan kamboja merupakan tanaman obat penghasil minyak atsiri yang diketahui memiliki potensi antibakteri, namun belum diketahui kombinasi keduanya mampu menghasilkan aktivitas antibakteri. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan komposisi minyak atsiri daun kemangi dan bunga kamboja yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri berdasarkan nilai kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) terhadap Staphylococcus aureus. Metode: Uji antibakteri pada penelitian ini menggunakan metode dilusi. Bahan uji yang digunakan berupa minyak atsiri daun kemangi dan minyak atsiri bunga kamboja dengan bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923. Kontrol antibakteri yang digunakan adalah Penisilin G 0,25 μg/ml. DMSO 10% digunakan sebagai pelarut. Parameter yang dinilai adalah Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Mnimum (KBM). Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan tiga kali hasil konsisten. Hasil: Kadar Hambat Minimum dari perbandingan komposisi minyak atsiri kemangi dan bunga kamboja 1:0, 1:1, dan 1:3 adalah 3,13% dan KBM 6,25% sedangkan nilai KHM dengan perbandingan komposisi 0:1 dan 3:1 adalah 6,25% dan KBM 12,5%. Kesimpulan: Semua perbandingan komposisi minyak atsiri daun kemangi dan bunga kamboja memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan rentang KHM 3,13-6,25% dan KBM 6,25-12,5%.