Remediasi Elektrokinetik dengan Model Konfigurasi 2-D Hexagonal pada Tailing Terkontaminasi Logam Berat Merkuri (Hg) dari Penambangan Emas Tradisional di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Jogjakarta
Abstract
Usaha penambangan emas di Kokap, Kuloprogo telah berlangsung sejak lebih
dari 10 tahun yang lalu. Penambangan dan pengolahan hasil tambang dilakukan
secara tradisional. Aktivitasnya sering dianggap sebagai sumber pencemaran
lingkungan. Hal ini disebabkan oleh proses ekstraksi bijih emas dan perak yang
dilakukan secara amalgamasi. Proses amalgamasi secara teknis selalu menggunakan
sejumlah Hg yang penanganannya di bawah standar aman. Sehingga limbah tailing
dapat mencemari system lingkungan kehidupan manusia. Tujuan dari studi ini adalah
untuk memahami fenomena proses remediasi elektrokinetik, efisiensi remediasi
konsentrasi Hg dan pengaruh dari jarak dan waktu di dalam metode remediasi
elektrokinetik.
Percobaannya menggunakan sekotak limbah tailing dari pertambangan emas
di Kokap, Kulonprogo, konfigurasi hexagonal 2-D, dan tujuh elektroda karbon (6
sebagai anoda, 1 sebagai katoda). Daya listriknya menggunakan tegangan 40 volt dan
0,2 ampere arus DC. Data diambil setiap 3 jam selama 15 jam proses remediasi
dilakukan.
Sebagai hasilnya, efisiensi dari penurunan konsentrasi Hg sebesar 36% untuk
area I yang berjarak 15 cm dari katoda dan 11% untuk area II yang berjarak 10 cm
dari katoda. Sebaliknya, efisiensi di area III negative dan begitu pula di daerah
inefektif, yang berarti proses remediasi justru menaikkan kandungan Hg. Dalam hal
ini fenomena elektromigrasilah yang mengntrol proses elektrokinetik. Semakin
banyak jumlah migrasi ion dari anoda ke katoda semakin baik efesiensinya. Di dalam
remediasi, semakin lama waktunya, semakin bertambah efesiensinya. Selanjutnya,
pada jarak area semakin dekat ke katoda, semakin berkurang keefektifannya.
Kata-kata kunci: Limbah tailing (Hg), remediasi elektrokinetik, fenomena remediasi
elektrokinetik, jarak, waktu.
Collections
- Environmental Engineering [1429]