dc.description.abstract | Pesatnya perkembangan ekonomi, bisnis, budaya dan rasa seni dalam
masyarakat, menuntut adanya pemenuhan kebutuhan akan jasa disainer dalam
kehidupan terutama dunia bisnis ; advertising, real estate, disain interior ; kantor,
restoran, Kafe, rumah, home industri dan Iain-Iain. Untuk memenuhinya, fasilitas
daya tampung pendidikan disain yang ada di Yogyakarta secara kuantitas
dapat dikatakan masih rendah, ini dapat dilihat dari daya tampung rata-rata
lembaga pendidikan formal untuk kejuruan disain sekitar 75-80 siswa
pertahunnya, padahal jumlah peminat 15 kali daya tampung. Sementara
fasilitas penunjang sebuah pendidikan disain, yaitu fasilitas ruang, suasana yang
tercipta masih kurang memadai dan citra sebuah lembaga pendidikan disain
belum nampak pada penampilan bangunan.
Penulisan ini adalah untuk menyusun landasan konsepsual untuk merancang
Institut Disain Yogyakarta dengan permasalahan yaitu Bagaimana konsep
wadah yang terbentuk dari gerak aktivitas dan interaksi mahasiswa seni (disain)
dan bagaimana konsep wadah fisik sebuah Institut Disain melalui perlambangan
yang ekspresif dari karakteristik kegiatan yang dominan.
Hasil analisa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pemecahan
masalah perancangan, yaitu ;
a. Bentuk bangunan yang dapat mentransformasi aktivitas dari kegiatan
dominan yang ada ; teratur, tidak teratur, bergerak dan bentuk penyusunan
simetri radial.
b. Penampilan bangunan dapat memvisualisasikan karakter ruang dan
kegiatan lewat gerak tubuh, intensity, density, frekwensy, duration, rythm dan
penggunaan metode geometri dan analogi.
c. Adanya pengelompokan ruang dari kegiatan pengelola, adminitrasi,
pengajaran dan ruang berkarya serta interaksi komunikasi antar aktivitas
didalam dan masyarakat luar.
d. Penciptaan tata ruang dengan kesan yang dapat mentranformasikan
karakter pemakai dan ruang ; kesan akrab, tertutup dan terbuka. | en_US |