Show simple item record

dc.contributor.authorRini Astutie, 97512058
dc.date.accessioned2020-07-09T04:54:54Z
dc.date.available2020-07-09T04:54:54Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/22251
dc.description.abstractFenomena pada masa modern ini menunjukkan bahwa benda warisan budaya mulai menghilang seperti kerajinan batik tradisional yang indentik dengan budaya Jawa. Salah satu pengrajin batik di Indonesia adalah kota Jogjakarta. Adanya upaya untuk melestarikan batik tradisional telah banyak dilakukan, namun apresiasi masyarakat terhadap batik tradisional mengalami penurunan. Untuk melestarikan batik tradisional tersebut diperlukan fasilitas yang mewadahinya dan bangunan berciri khas tradisional. Adapun lokasi berada di kawasan Kraton Jogjakarta. Lokasi di kawasan Kraton yang merupakan kawasan Cagar Budaya maka bangunan mengacu pada bangunan tradisional yang berada di kawasan tersebut dengan metode preseden arsitektur. Upaya menciptakan daya dukung terhadap FABT tidak lepas dari tinjauan terhadap batik, bangunan arsitektur tradisional Jogjakarta, kondisi eksisting fisik site. Pada penampilan bangunan yang mempresedeni dari bangunan tradisonal Jogjakarta yang terdapat di kawasan kraton Jogjakarta sebagai upaya dalam pelestarian batik tradisional dan arsitektur tradisional Jogjakarta. Perencanaan bangunan mempertimbangkan potensi-potensi fisik eksisting pada kawasan melalui metode preseden arsitektur. Langkah dari metode ini meliputi: Tata Massa Bangunan, Sirkulasi, Fasad, Simetri dan Keseimbangan, Geometri, perulangan Unik, Pola-pola konfigurasi dan Gerak Maju yang dipadukan dengan bangunan obyek preseden yang terpilih untuk mendapatkan esensi-esensi arsitektur bangunan tradisional Jogjakarta. Konsep pada perencanaan Fasilitas Apresiasi Batik Tradisional mempertimbangkan fungsi dari pelestarian batik tradisional yang meliputi ruang untuk pameran baik tetap maupun temporer, ruang-ruang apresiasi yaitu ruang yang mewadahi langkah-langkah pembatikan tradisional, ruang pelatihan batik, ruang peragaan busana dan ruang penunjang. Konsep tata letak bangunan pada site ditentukan dengan letak edar mintakat dan kondisi-kondisi khusus sekitar site serta esensi preseden arsitektur terpilih yang meliputi komposisi massa, sirkulasi, fasad, simetri, geometri, pola-pola konfigurasi, perulangan unik, dan gerak maju untuk memberikan kesan tradisional pada bangunan Fasilitas Apresiasi Batik Tradisional.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFasilitas Apresiasi Batik Tradisionalen_US
dc.subjectKawasan Kraton Jogjakartaen_US
dc.subjectUngkapan Citra Bangunanen_US
dc.subjectPendekatan Prinsip Preseden Arsitekturen_US
dc.subjectBangunan Tradisional Jogjakartaen_US
dc.titleFasilitas Apresiasi Batik Tradisional di Kawasan Kraton Jogjakarta Ungkapan Citra Bangunan Melalui Pendekatan Prinsip Preseden Arsitektur Bangunan Tradisional Jogjakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record