Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Somatotipe Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Di Kota Yogyakarta

Abstract

Latar Belakang: Aktivitas fisik memberikan manfaat yang penting bagi tubuh yaitu menghindarkan dari berbagai jenis penyakit. Sepak bola adalah salah satu jenis olahraga yang banyak digemari oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Namun, prestasi sepak bola di Indonesia terus menurun karena performa pemain yang buruk. Somatotipe merupakan salah satu faktor penentu performa atlet yang dapat dinilai dari pengukuran antopometri. Kebiasaan sarapan yang baik selain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi juga dimungkinkan mempengaruhi somatotipe atlet. Namun, tidak sedikit dari masyarakat yang mengabaikan rutinitas sarapan ini. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dan somatotipe pada siswa sekolah sepak bola di Kota Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara 24-hour food recall dan pengukuran antropometri. Data penelitian diolah dengan menggunakan analisis bivariat uji Mann Whitney. Hasil: Kebiasaan sarapan dikatakan baik apabila frekuensi sarapan dalam seminggu ≥ 4 kali dan kontribusi energi sarapan ≥ 25% dari energi total per harinya. Frekuensi subjek yang memiliki kebiasaan sarapan yang baik adalah 14 orang (21,2%), sedangkan sarapan yang tidak baik mencapai 29 orang (77,9%). Hasil antropometri diperoleh data sebanyak 5 orang (11.63%) endomorf, 22 orang (51.16%) mesomorf dan 16 orang ektomorf (37.21%). Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, nilai p > 0.05 (0.686), sehingga hasil penelitian ini tidak signifikan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan somatotipe.