Evaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan Lentur pada Ruas Jalan Parangtritis Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Kerusakan jalan mengindikasikan kondisi struktural dan fungsional jalan
sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang
melintasi jalan tersebut. Pada ruas jalan Parangtritis Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta banyak dijumpai kerusakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian di
lapangan dan di laboratorium untuk mengetahui tingkat dan jenis kerusakan serta
mengidentifikasi penvebab kerusakan wing terjadi.
Penelitian di lapangan adalah pengukuran tingkat kerusakan yang terjadi
dengan cara mencari nilai Pavement Condition Index (PCI) dan pemeriksaan
CBR lapangan tanah dasar (subgrade) dengan Dynamic Cone Penetrometer.
Banyak dijumpat variasi jenis kerusakan pada ruas jalan Parangtritis tetapi yang
dominan adalah alligator cracking, corrugation, bleeding, patching, dan block
cracking. Dari penelitian CBR lapangan diketahui bahwa kondisi tanah dasar
yang ada di lapangan didapati masih dalam keadaan baik. Penelitian yang di
lakukan laboratorium dilaksanakan di laboratorium jalan raya Fakultas Teknik
Sipil Universitas Islam Indonesia. Penelitian yang dilakukan adalah pemeriksaan
ekstraksi aspal beton, pemeriksaan analisa saringan, pemeriksaan kepadatan
aspal beton dan pemeriksaan kualitas aspal. Dan penelitian di laboratorium
didapat kadar aspal ekstraksi untuk daerah utara didapatkan sebesar 7,083% dan
kadar aspal untuk daerah selalan sebesar 7.635%, gradasi agregat sudah
mengalami degradasi, dan didapatkan nilai kepadatan beton aspal untuk daerah
utara sebesar 2,3042 gram cm³ dan nilai kepadan aspal beton untuk daerah
selatan didapatkan sebesar 2.3118 gram cm³.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan
yang dominan terjadi di daerah utara ruas jalan Parangtritis adalah bleeding
yang disebabkan oleh kadar aspal yang tinggi di dalam campuran serta telah
terjadi konsolidasi batuan. Beban lalu lintas yang meningkat setiap tahun dengan
repetisi beban yang cukup besar menyebabkan antar batuan bergesekan, gesekan
ini menyebabkan terjadinya degradasi agregat. Batuan yang terdegradasi akan
turun sedangkan hasil degradasi bersama-sama dengan agregat halus dan aspal
akan naik ke permukaan. Karena degradasi agregat menyebabkan rongga dalam
campuran berkurang dan bersama-sama dengan aspal akan naik ke permukaan.
Pada ruas Jalan Parangtritis bagian selatan jenis kerusakan yang dominan
dijumpai adalah alligator cracking yang disebabkan oleh hal yang sama oleh
penyebab terjadinya bleeding. Penyebab yang lainnya adalah terjadinya
pengausan lapisan HRS. Dari hasil pemeriksaan kualitas aspal didapati nilai
penetrasi sebesar 12 dan titik lembek yang terjadi pada suhu 79 °C. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa aspal yang ada sudah mengeras yang ditandai
dengan sudah berkurangnya sijak kelelehan plastis dan aspal tersebut sehingga
menjadi getas dan sudah tidak mampu lagi mengikat agregat pada lapis
perkerasan.
Collections
- Civil Engineering [4192]