dc.description.abstract | Dewasa ini bermunculan penyakit-penyakit kejiwaan dan penyakit
ragawi yang sering tidak terdiagnosis sebabnya. Berdasarkan hitungan
statistik, penyakit-penyakit tersebut banyak ditemui pada penghuni bangunan
modern, baik bangunan berskaia besar/tinggi sampai tipe RSS. Melihat kenyataan
itu diciptakanlah sinergi pengetahuan antara arsitektur dengan ilmu lingkungan
dan ilmu kesehatan masyarakat yang menghasilkan ilmu pengetahuan praktis
tentang kesehatan bangunan ilmu kesehatan tentang bangunan ini menjadi
bagian dari ilmu pengetahuan eko-arsitektur, yang mengajarkan agar para arsitek
membawa manusia kembali pada kearifan kehidupan alam.
Desain bangunan wisata belanja menggunakan konsep eko-arsitektur
adalah jawaban atas kebutuhan bangunan yang sehat. Dalam mendesain
bangunan wisata belanja ini menggunakan empat aspek utama eko-arsitektur,
yaitu: Kesehatan, Afeksi, Ekologi,dan Antropologi.
Keempat aspek utama tersebut ditransformasikan ke dalam
bangunan. Dari segi kesehatan,menggunakan sistem penghawaan alami dengan
menempatkan ventilasi sebanyak mungkin sehingga aliran udara menjadi
lancar. Afeksi untuk mengarahkan pengunjung agar merawat alam, maka kolom
dan lantai di dalam bangunan di manipulasi sedemikian rupa sehingga terkesan
alami. Aspek antropologi terkait dengan kehidupan alam maka gubahan massa
bangunan ini mengambil bentuk dasar lingkaran,seperti bentuk-bentuk yang ada
di alam. Disamping itu semaksimal mungkin bangunan tidak membebani
alam, dengan cara membuat tempat pembuangan sampah organik. Aspek
antropologi, seperti gubahan massa perkampungan di Pekalongan yang saling
berhadapan untuk kekeluargaan. Dalam konteks bangunan ini diubah menjadi
fungsi komersial, yaitu agar pembeli bebas menentukan pilihan dalam berbelanja. | en_US |