Merancang Uang Hotel Melia Purosani Yogyakarta Penekanan pada Ketersediaan Fasilitas Bagi Difabel
Abstract
UUD 45 dan GBHN telah menetapkan dasar pembangunan jangka panjang, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Termasuk upaya
pelayanan kesejahteraan bagi difabel. Dengan UUD '45 dan GBHN tersebut
Gus Dur selaku Presiden RI mencanangkan GAUN 2000 (Gerakan
Aksesibilitas Umum Nasional). Dengan gerakan GAUN tersebut tidak menutup kemungkinan bagi Hotel Purosani Yogyakarta untuk mendukung gerakan GAUN tersebut.
Karena berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan di Hotel Melia
Purosani Yogyakarta, menunjukkan bahwa Hotel Melia Purosani Yogyakarta
belum berhasil dalam mendukung gerak dan sirkulasi bagi difabel.
Tugas akhir in, bertujuan : merancang ulang Hotel Melia Purosani
Yogyakarta sebaga, hotel komersial bintang lima, dengan menempatkan
kenyamanan difabel sebagai faktor utama desain. Dan tetap berdasarkan pada
building code, luasan site yang lama.
Dan kesimpulan analisi yang dilakukan, didapat bahwa ada perbedaan
yang sangat mencolok. Perbedaan tersebut terutama pada guestroom. Dimana
luasannya bagi difabel 2x lipat lebih besar dari luasan guestroom standard.
Diketanui bahwa guestroom adalah point utama dan sebuah hotel
sehingga dari kesimpulan diatas, maka didapat pemecahan dan
sebagai suatu konsep perancangan, yaitu : tetap mempertahankan jumlah
guestroom. Untuk mencukupi kebutuhan ruang yang lain dilakukan "efisiensi
ruang (pengelompokan ruang)" dan " fleksibilitas ruang " pada ruang
guestroom, function room, lounge, ruang yang disewakan, hiburan bar.
Collections
- Architecture [3658]