Analisis Efisiensi Sistem Manajemen Konstruksi Swakelola dan Sistem Manajemen Konstruksi Profesional pada Pekerjaan Beton ( Studi Komparasi pada Proyek Pembangunan Gedung Kampus D-3 Ekonomi UII Yogyakarta dan Gedung Paviliun Rawat Inap RSUD Salatiga )
Abstract
Proyek konstruksi pada umumnya merupakan rangkaum mekanisme
tugas dan kegiatan kompleks yang membentuk ikatan ketergantungan dan
mengandung permasalahan-permasalahan. Semakin kompleks mekanisme suatu
proyek, maka permasalahannya akan semakin beraneka ragam. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu manajemen dalam proyek yang mampu mengatur urutan
pelaksanaan proyek dari awal lungga akhir, sehingga mampu memberikan hasil
yang sesuai dengan perencanaan. Pemilihan sistem manajemen ini tergantung
dari pemilik proyek owner dimana pemilik proyek owner dapat memilih sistem
manajemen yang telah ada yaitu sistem manajemen konstruksi profesional dengan
mengadakan lelang tender untuk mendapatkan pemenang tender atau memilih
sistem manajemen konstruksi swakelola dengan menunjuk sendiri secara
langsung tim pelaksana proyek dengan surat pengangkatan.
Proyek pembangunan Gedung Kampus D-3 Ekonomi Universitas Islam
Indonesia menggunakan sistem manajemen konstruksi swakelola, dan sebagai
pembandingnya adalah proyek pembangunan Gedung Paviliun Rawat Inap RSUD
Salatiga yang menggunakan sistem manajemen konstruksi profesional. Untuk
mengetahui besar perbedaan efisiensi kedua sistem manajemen tersebut maka
perlu ditinjau efisiensi dari segi biaya dan waktunya. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah dengan proses pengumpulan data-data perencanaan (RAB) dan
data-data, aktualisasi proyek (RAP). Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan
data yaitu penghitungan efisiensi kedua sistem manajemen konstruksi tersebut.
Dari hasil analisis yang dilakukan menggunakan perhitungan efisiensi
biaya dan waktu pada kedua proyek tersebut, untuk efisiensi biaya pada proyek
pembangunan Gedung Paviliun Rawat Inap RSUD Salatiga yang menggunakan
sistem manajemen konstruksi profesional dan proyek pembangunan Gedung
Kampus D-3 Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta vang
menggunakan sistem manajemen konstruksi swakelola, Rencana Anggaran
Pelaksana (RAP) per satuan m³ item pekerjaan beton pada kedua proyek tersebut
ternyata lebih kecil dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek, sehingga tidak
ada perbedaan yang mencolok. Nilai efisiensi biaya keduanya sama-sama di
bawah 100 %. Sedangkan efisiensi waktu pada proyek pembangunan Gedung
Paviliun Rawat Inap RSUD Salatiga yang menggunakan sistem manajemen
konstruksi profesional tidak terjadi keterlambalan dari waktu yang direncanakan
dan proyek pembangunan Gedung Kampus D-3 Ekonomi Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta yang menggunakan sistem manajemen konstruksi
swakelola terjadi keterlamhatan dari waktu yang direncanakan.
Collections
- Civil Engineering [4205]