dc.description.abstract | Tanah secara alamiah merupakan material yang rumit dan sangat bervariasi,
karena suatu daerah tidak akan memiliki sifat tanah yang sama dengan daerah
lainnya. Kondisi tanah yang sering menjadi kendala dan relatif banyak dijumpai
adalah tanah lunak dan tidak baik seperti tanah lempung, lanau, maupun gambut
yang belum tentu memiliki kuat dukung yang cukup sesuai dengan persyaratan
perencanaan konstruksi diatasnya.
Salah satu cara untuk memperbaiki sifat tanah seperti lempung, lanau, maupun
gambut adalah dengan stabilisasasi tanah, pada penelitian kali ini menggunakan
sampel tanah dari daerah Dengok, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang
akan diteliti meliputi sifatfisik dan mekanis tanah asli dan sifat mekanis tanah yang
sudah distabilisasi dengan aditif abu sekam padi + kapur dengan variasi kadarnya
1%, 2,5%, 4%, 5,5%, 7%, dan 8,5% yang nantinya akan digunakan untuk
menganalisis daya dukung tanah dan dimensi fondasi dengan menggunakan Metode
Meyerhoff.
Hasil pengujian untuk tanah asli menunjukkan bahwa sample tanah yang
diambil dari daerah Dengok, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan
tanah lempung berlanau (silty clay) yang mempunyai plastisitas sedang sampai
tinggi, berkohesi 0.30 t/m² dan sudut geser dalam 9.68°. Analisis daya dukung
tanahnya menunjukkan bahwa variasi abu sekam padi + kapur 7% dengan
pemeraman 14 hari memberikan nilai kuat dukung tanah maksimum qu sebesar
244,32 t/m² dari tanah asli yaitu sebesar 53.53 t/m². Terjadi kesamaan ukuran
fondasi untuk variasi campuran 1% - 8.5%, waktu pemeraman 3,7, dan 14 hari,
karena memiliki ukuran pondasi dibawah 1 meter, sehingga diambil minimum 1
meter. Bila perbandingan luasan fondasi diambil berdasarkan kuat dukung tanah
maksimum maka tanah dengan campuran abu sekam padi + kapur 7%, waktu
pemeraman 14 hari pada uji Triaksial UU mempunyai luasan fondasi sebesar 0,78
meter persegi dari luasan fondasi tanah asli 3,97 meter persegi atau terjadi
pengurangan luasan sebesar 80,35%. | en_US |