Pengaruh Rendaman Pasca Hujan pada Lapis Perkerasan terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal
Abstract
Air merupakan penyebab utama kerusakan jalan. Tingginya curah hujan dapat
menyebabkan terjadinya genangan di atas permukaan jalan apabila tidak di imbangi
dengan kemiringan melintang permukaan dan sistem drainase yang memadai. Hal ini
disebabkan air dapat menyisip dan meresap ke dalam lapis permukaan sehingga akan
mempengaruhi daya lekat aspal terhadap butiran agregat sehingga kerusakan awal
dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi lama
rendaman air hujan terhadap karakteristik Marshall Aspal Beton.
Penelitian dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan uji terhadap bahan,
baik uji agregat, aspal dan desain nilai PH air accu untuk melakukan pendekatan
terhadap nilai PH air hujan. Setelah dilakukan pengujian bahan, selanjutnya akan di
bandingkan dengan standar dan spesifikasi Bina Marga (1983) sebagai acuan untuk
Job Mix design dan selanjutnya dilakukan Marshall Test untuk mencari KAO (Kadar
Aspal Optimum). Kadar Aspal Optimum dipakai sebagai standar untuk Job Mix.
Design berikutnya untuk uji pada variasi lama rendaman air hujan yaitu 0 jam, 3 jam,
6 jam, 12 jam, 24 jam, 2 hari dan 4 hari. Setelah sampel mengalami rendaman
menurut lama variasi rendaman air accu maka dilakukan Marshall Test, baik terhadap
rendaman V2 jam (Standart) maupun 24 jam (Durabilitas) dan seterusnya dilakukan
analisis.
Hasil penelitian menunjukan semua hasil uji material memenuhi spesifikasi
Bina Marga (1983) sebagai Job Mix Design untuk pembuatan sampel uji terhadap
variasi lama rendaman air hujan. Kadar Aspal Optimum didapat dari hasil uji
Marshall yaitu 6 % dari perbandingan berat, tetapi dari acuan Bina Marga (1983)
untuk desain Beton Aspal dipakai kadar aspal efektif 6,2 % dari perbandingan berat,
maka dalam penelitian ini dipakai kadar aspal design 6,25 % dari perbandingan berat
total campuran. Hasil penelitian menunjukan selama sampel mengalami lama variasi
rendaman air accu, terjadi proses oksidasi oksigen terhadap aspal dan campuran air
accu yang mengakibatkan campuran mengalami deformasi yang di akibatkan oleh
panas yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi tersebut, setelah melakukan uji
Marshall, baik terhadap rendaman Waterbath 24 jam maupun terhadap rendaman
waterbath ½ jam menunjukan perobahan nilai karakteristik Marshall, yaitu naiknya
nilai kepadatan (Density), turunya nilai VMA, naiknya nilai VFWA, turunya nilai
VITM, turunya nilai stabilitas, turunya nilai Flow, naiknya nilai Marshall Quotien
dan untuk nilai durabilitas mengalami 2 tahap perobahan nilai, yaitu untuk variasi
rendaman 0 jam, 3 jam, 6 jam, dan 12 jam mengalami penurunan nilai durabilitas
sedangkan untuk variasi rendaman 24 jam, 2 hari dan 4 hari mengalami kenaikan
nilai durabilitas. Setelah dibandingkan dengan spesifikasi Bina Marga (1983),
campuran dapat bertahan sampai dengan lama rendaman 6 jam, 56 menit, 4 detik dan
untuk rendaman berikutnya terjadi perobahan nilai VITM yang tidak memenuhi
persyaratan yang sudah di tetapkan yaitu 3-6 %. Sedangkan menurut Puslitbang
Jalan (1998) dapat disimpulkan bahwa campuran Beton Aspal tidak dapat bertahan
terhadap rendaman air hujan atau sudah mengalami perubahan karakteristik Marshall
di luar dari persyaratan yang sudah ditentukan.
Collections
- Civil Engineering [4258]