Unit Produksi Stasiun Televisi RBTV Desain Bukaan untuk Menciptakan Efek Dramatis Cahaya Alami pada Bangunan
Abstract
Sejak televisi ditemukan pertama kali pada tahun 1930, bisnis
pertelevisian berkembang sangat pesat. Pemunculan televisi secara
internasional pada tahun 1946 pada Sidang Umum PBB yang pertama,
membuka cakrawala baru era informasi. Demikian pula di Indonesia,
Televisi telah menjadi media yang paling mempengaruhi gaya hidup,
mengarahkan opini publik, mencerdaskan atau sebaliknya, dan media
yang paling cepat meratakan seluruh informasi ke pelosok negri ini.
Stasiun Televisi telah banyak bermunculan, baik lokal maupun nasional.
Berangkat dari pengalaman beberapa Stasiun Televisi yang dahulu
berawal dari stasiun televisi lokal dan berkembang menjadi Stasiun
Televisi Nasional, RBTV akan berekspansi, melebarkan sayapnya untuk
dapat melakukan siarannya secara Nasional. Segmen keluarga yang
selama ini menjadi segmen utama RBTV, menginspirasi penampilan
bangunan secara keseluruhan. Strategi yang diambil adalah dengan
menampilkan bangunan yang familiar, ramah dan terbuka. Ketiga kata
kunci tersebut diterjemahkan dalam bangunan dengan membuat
bangunan yang sederhana, layout yang mudah dikenali, interior yang
rendah, sehingga terlihat lebih intim, material hangat seperti kayu,
membuat ruang dalam ruang sehingga pengunjung yang meski berjumlah
ratusan, namun merasa dalam teritorinya sendiri, dan beberapa strategi
yang lainnya (lih. bab 3).
Pencahayaan yang menjadi fokus dalam perancangan merupakan hal
penting dalam kegiatan produksi sebuah stasiun televisi. Maka kemudian
pencahayaan diangkat menjadi elemen arsitektural dalam sebuah Unit
Produksi Stasiun Televisi RBTV dan memberikan efek dramatis pada
ruang. Pada kasus ini, Unit Produksi RBTV meletakkan elemen
arsitektural yang mampu membangkitkan persaaan berbeda melalui
permainan cahaya. Pada koridor atas terdapat spotlight yang
intensitasnya berubah sesuai waktu, pada reception hall terdapat jendela
bertiraikan air yang mampu merobah rona lantai parquet pada restaurant
berbeda, kemudian pada ruang kantor ditemukan efek bayangan yang
membuat ruangan tersapu oleh garis-garis diagonal yang dinamik.
Collections
- Architecture [3658]