| dc.description.abstract | Asetanilida digunakan untuk bahan baku dan bahan-bahan pendukung dalam industri kimia seperti industri farmasi, cat dan karet. Peluang berkembangnya industri asetanilida di Indonesia cukup besar, mengingat kebutuhannya yang terus meningkat dan sampai saat ini belum ada pabrik asetanilida yang tercatat telah berdiri di Indonesia. Nilai impor asetanilida yang dilakukan oleh negara Indonesia mencapai 17.332,6742 ton/tahun pada tahun 2014 (BPS, 2014) dan terus terjadi peningkatan. Berdasarkan hasil studi, supply ability industri penghasil asetanilida yang telah ada di dunia berkisar antara
2.300 – 32.500 ton/tahun. Maka dipilih kapasitas produksi untuk pabrik asetanilida ini adalah sebesar 27.500 ton/tahun. Pabrik asetanilida ini akan didirikan di kawasan industri Ungaran, Jawa Tengah. Metode pembuatan asetanilida yang digunakan dalam pabrik ini adalah mereaksikan asam asetat dengan anilin dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) sehingga menghasilkan asetanilid dan air. Reaksi terjadi selama 9,54 jam untuk mencapai konversi anilin 85%. Reaktor beroperasi pada suhu 150oC dan tekanan 1 atm. Bahan baku pembuatan asetanilida terdiri dari 1591,7075 kg/jam asam asetat dan 2450 kg/jam anilin. Utilitas yang diperlukan adalah 12.266,5740 kg / jam air, 357,82 kW listrik, 272,76 kg /jam, bahan bakar batubara dan 70,2240 m3 /jam utilitas udara. Evaluasi ekonomi dari pabrik ini juga menghasilkan Rate of investment (ROI) setelah pajak 36,18%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 2,17 tahun, Discounted Cash Flow Rate of
Return (DCFRR) 15,88 %, Break Even Point (BEP) yang diperoleh 40,36% dan Shut down
Point (SDP) yang didapat 24,29%. Dapat disimpulkan dari hasil analisa kelayakan ekonomi tersebut bahwa pabrik asetanilida layak untuk dibangun. | en_US |
