Show simple item record

dc.contributor.authorAndi Christanto, 98511104
dc.contributor.authorIbnu Wibowo, 98511289
dc.date.accessioned2020-06-19T08:59:52Z
dc.date.available2020-06-19T08:59:52Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21519
dc.description.abstractBeton aspal merupakan salah satu jenis perkerasan lentur yang mempunyai nilai struktural yang cukup tinggi yang tersusun atas beherapa fraksi agregat, yaitu fraksi kasar, halus dan bahan pengisi (filler) dengan menggunakan bahan ikat aspal. Eksperimen penggunaan limbah gipsum sebagai bahan filler diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti mengingat kelersediaan material filler untuk konstruksi lapis perkerasan. Penelitian dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai stabilitas flow (kelelahan), VMA (Void In Mineral Aggregate), VITM (Void In Total Mix), VFWA (Void Filled With Asphalt), density (kerapatan), Marshall Quotient dan nilai kohesi dan campuran beton aspal yang menggunakan filler limbah gipsum dengan campuran beton aspal yang menggunakan filler semen portland sebagai bahan filler standar. Perhandingan filler semen portland dan limbah gipsum dilakukan dengan penyetaraan volume karena kedua bahan filler tersebut memiliki berat jenis yang berbeda, selain itu membandingkan kadar aspal optimum dengan acuan pencanan kadar aspal optimum dan Direktorat Jenderal Bina Marga. Bahan penelitian yang digunakan berupa agregat kasar dan agregat halus dan Quary, Clereng, Kulon Progo dan aspal AC 60 70 produksi pertamina. Benda uji yang optimum didapatkan dengan parameter Marshall dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% terhadap berat total campuran dan vanasi kadar filler 6%, 7% dan 8%. Kadar aspal optimum yang didapatkan untuk campuran beton aspal dengan menggunakan filler semen portland pada kadar filer 6%, 7%, dan 8% adalah 5,4325%, 5,625% dan 5,719%. Untuk campuran beton aspal dengan filler limbah gipsum didapatkan kadar aspal optimum 5,2095%, 5,313% dan 5,4167%. Benda up dengan kadar aspal optimum tersebut diteliti dengan Metode Marshall dengan lama perendaman 30 menit dan 24 jam dan diteliti dengan Metode Hveem untuk mendapatkan nilai kohesi. Hasil penelitian menunjukkan hahwa campuran beton aspal yang menggunakan filler limbah gipsum mendapatkan nilai stabilitas, VFWA, density MQ, Immertion Test dan nilai kohesi yang lebih rendah dibandingkan campuran yang menggunakan filler semen portland, sebaliknya nilai flow, VITM dan VMA mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibanding filler semen portland. Namun nilai-nilai tersebut masih memenuhi spesifikasi teknis Bina Marga, sehingga limbah gipsum dapat dimanfaatkan sebagai filler pada campuran beton aspal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPenggunaan Filleren_US
dc.subjectLimbah Gipsumen_US
dc.subjectSemen Portlanden_US
dc.subjectKarakteristik Marshallen_US
dc.subjectNilai Kohesien_US
dc.subjectCampuran Beton Aspalen_US
dc.titlePerbandingan antara Penggunaan Filler Limbah Gipsum dan Semen Portland pada Karakteristik Marshall dan Nilai Kohesi Campuran Beton Aspalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record