dc.description.abstract | Beton aspal merupakan salah satu jenis perkerasan lentur yang
mempunyai nilai struktural yang cukup tinggi yang tersusun atas beherapa fraksi
agregat, yaitu fraksi kasar, halus dan bahan pengisi (filler) dengan menggunakan
bahan ikat aspal. Eksperimen penggunaan limbah gipsum sebagai bahan filler
diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti mengingat kelersediaan material
filler untuk konstruksi lapis perkerasan.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai stabilitas flow
(kelelahan), VMA (Void In Mineral Aggregate), VITM (Void In Total Mix), VFWA
(Void Filled With Asphalt), density (kerapatan), Marshall Quotient dan nilai
kohesi dan campuran beton aspal yang menggunakan filler limbah gipsum
dengan campuran beton aspal yang menggunakan filler semen portland sebagai
bahan filler standar. Perhandingan filler semen portland dan limbah gipsum
dilakukan dengan penyetaraan volume karena kedua bahan filler tersebut
memiliki berat jenis yang berbeda, selain itu membandingkan kadar aspal
optimum dengan acuan pencanan kadar aspal optimum dan Direktorat Jenderal
Bina Marga.
Bahan penelitian yang digunakan berupa agregat kasar dan agregat halus
dan Quary, Clereng, Kulon Progo dan aspal AC 60 70 produksi pertamina.
Benda uji yang optimum didapatkan dengan parameter Marshall dengan variasi
kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% terhadap berat total campuran dan
vanasi kadar filler 6%, 7% dan 8%. Kadar aspal optimum yang didapatkan untuk
campuran beton aspal dengan menggunakan filler semen portland pada kadar
filer 6%, 7%, dan 8% adalah 5,4325%, 5,625% dan 5,719%. Untuk campuran
beton aspal dengan filler limbah gipsum didapatkan kadar aspal optimum
5,2095%, 5,313% dan 5,4167%. Benda up dengan kadar aspal optimum tersebut
diteliti dengan Metode Marshall dengan lama perendaman 30 menit dan 24 jam
dan diteliti dengan Metode Hveem untuk mendapatkan nilai kohesi.
Hasil penelitian menunjukkan hahwa campuran beton aspal yang
menggunakan filler limbah gipsum mendapatkan nilai stabilitas, VFWA, density
MQ, Immertion Test dan nilai kohesi yang lebih rendah dibandingkan campuran
yang menggunakan filler semen portland, sebaliknya nilai flow, VITM dan VMA
mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibanding filler semen portland. Namun
nilai-nilai tersebut masih memenuhi spesifikasi teknis Bina Marga, sehingga
limbah gipsum dapat dimanfaatkan sebagai filler pada campuran beton aspal. | en_US |