dc.contributor.author | Misbah Ilyas, 91340079 | |
dc.date.accessioned | 2020-06-17T14:05:02Z | |
dc.date.available | 2020-06-17T14:05:02Z | |
dc.date.issued | 2005 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/21469 | |
dc.description.abstract | Bandar udara merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk dari
dan ke suatu tempat. Keberadaan bandar udara di suatu tempat senantiasa
dijadikan simbol kedaerahan setempat, berbagai macam cara menampilkan ciri
khas masing-masing daerah dan negara dimana bandar udara tersebut berada
dengan mentransformasikan ciri kedaerahan masing-masing kedalam
rancangan bangunan-bangunan fasilitas bandar udaranya.
Bandar udara Rembele yang berada di dataran tinggi Gayo, Aceh
Tengah selayaknya memiliki ciri khas ke-Gayoannya. Diharapkan bandar udara
ini dapat menjadi salah satu media informasi akan kekayaan khasanah dari
arsitektur tradisional Gayo. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mencari salah
satu elemen yang sangat khas dan dapat mewakili arsitektur tradisional gayo
tersebut. Dari analisa yang dilakukan penulis mengambil keputusan bahwa
unsur ornamen pada arsitektur Tradisional Gayolah yang paling khas dan
menjadi wakil dari arsitektur tradisional dan kemudian menjadi dasar
pertimbangan dalam mentranformasikan berbagai level bentuk pada rancangan
bandar udara Rembele. Penggalian terhadap khasanah ornamen dan dikaitkan
dengan fungsi bandar udara yang melayani moda transportasi udara dan
transportasi darat menghasilkan unsur ornamen yang terbagi kedalam 2
katagori, yaitu unsur ornamen yang mewakili sisi daratan dan unsur ornamen
yang mewakili sisi udara, kemudian dengan menganalisa dari masing-masing
unsur ornamen diambil satu keputusan bahwa unsur ornamen 77 Kukor Opat
Sagi menjadi simbol dari sisi daratan dan unsur ornamen Emun menjadi simbol
dari sisi udara. Ornamen Ti kukor Opat Sagi di transformasikan pada bentuk
dasar bangunan (simbol daratan) dan unsur ornamen Emun ditransformasikan
pada bentuk atap bangunan (simbol udara).
Pengolahan ornamen juga dilakukan pada interior ruang, pengolahan
ornamen di sini di dasarkan pada tingkat aksebilitas pengguna terhadap ruang
yang berpengaruh terhadap tingkat kerumitan dari olahan detail ornemen yang
ada pada ruang tersebut. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Terminal Penumpang | en_US |
dc.subject | Bandara Rembele | en_US |
dc.subject | Preseden Arsitektur Tradisional Gayo | en_US |
dc.subject | Dasar Pembentukan Bangunan | en_US |
dc.title | Terminal Penumpang Bandara Rembele Preseden Arsitektur Tradisional Gayo Sebagai Dasar Pembentukan Bangunan | en_US |