Perpustakaan Anak di Yogyakarta Penekanan pada Perancangan Ruang Dalam dan Ruang Luar yang Imajinatif
Abstract
Buku adalah jendela dunia, jendela untuk belajar, melihat dan meraih ilmu
pengetahuan yang jumlahnya tak terbatas. Dengan membaca buku dapat membawa anak ke
bagian dunia mana pun yang diinginkannya. Selain itu anak juga dapat berimajinasi sesuai
dengan pikiran mereka. Namun sayangnya, masih banyak anak-anak yang membutuhkan
wadah untuk menampung, mewujudkan dan mengembangkan imajinasi terutama bagi
mereka yang berasal dari masyarakat kurang mampu. Hal tersebutlah yang menjadi alasan
dirancangnya Perpustakaan Anak di Yogyakarta, di mana nantinya diharapkan kebutuhan
anak akan bermain dan belajar untuk dapat mengembangkan imajinasi dapat tercukupi.
Konsep perpustakaan ditekankan pada perancangan ruang dalam dan ruang luar yang
imajinatif. Imajinatif yang tercipta merupakan perpaduan dari dua elemen arsitektural
yaitu warna dan bentuk. Variasi dan permainan warna digunakan untuk membangun
keingintahuan anak yang dapat memicu rasa ketertarikan. Perpaduan berbagai macam
bentuk geometri dasar merupakan salah satu strategi untuk membangkitkan imajinasi
sesuai dengan pikiran masing-masing anak.
Skematik desain diarahkan untuk menggali rancangan-rancangan yang mampu
menciptakan ruang dalam dan ruang luar yang imajinatif. Pada awalnya perpustakaan anak
ini terbentuk dari 1 massa bangunan yang berpola radial, yang terdiri dari ruang pendidikan
(belajar dan bermain), ruang pengelola (administrasi), ruang kepustakaan dan ruang servis.
Penggunaan massa berpola radial tersebut merupakan analogi dari sifat imajinasi anak.
Anak masuk pada satu titik tengah kemudian anak bebas mencari dan memilih ruang-ruang
yang menjari di sekelilingnya sesuai dengan imajinasi dan jalan pikirannya masing-masing.
Pada tahap pengembangan, desain mengalami perubahan dan telah menghasilkan
konsep akhir dari perancangan ruang dalam dan ruang luar yang imajinatif. Penerapan
konsep imajinatif diwujudkan dengan memadukan bentuk persegi yang dirotasikan 45°
sehingga tercipta gubahan massa yang terlihat patah-patah dan dinamis sehingga dapat
membangun keingintahuan dan imajinasi anak. Penggunaan warna-warna yang cerah dan
kontras pada bangunan akan menimbulkan ketertarikan pada anak. Penggunaan berbagai
macam bentuk geometri pada elemen bukaan akan terlihat lebih imajinatif. Penggunaan
furniture dengan berbagai variasi bentuk dan warna untuk memicu rasa imajinasi pada
anak. Penggunaan atap kubah dan limasan sebagai variasi bentuk atap akan dapat
menambah referensi imajinasi bagi anak. Selain itu, penataan landscape dengan variasi
pohon dan elemen taman seperti kolam air, batu, kursi taman, lampu taman, walk stone,
jalan setapak yang semuanya dipadukan dengan cantik akan dapat menimbulkan suasana
yang kondusif untuk berimajinasi ketika anak-anak belajar dan bermain di luar ruangan.
Collections
- Architecture [3656]