Desain Struktur Bangunan Baja Konvensional dan Penerapan Desain Tahan Gempa dengan Strong Coloumn Weak Beam (Studi Komparasi)
Abstract
Pada bangunan baja yang dirancang secara konvensional kekuatan antara balok
dan kolomnya cenderung sama. Apabila beban - beban gempa, angin, dan berat sendiri
bekerja pada struktur maka sistim disipasi energi tidak direncanakan secara jelas. Apabila
kolom lebih lemah dibandingkan dengan balok maka mekanisme keruntuhan kolom
mungkin terjadi, yang akan mengakibatkan timbulnya secondary moment akibat efek P delta
dan menyebabkan keruntuhan total pada struktur tersebut.
Penelitian tentang bangunan baja yang dapat mengatasi problem seperti tersebut
di atas, sudah dilakukan dan hasilnya disajikan dalam naskah tugas akhir ini. Pada
penelitian ini metode daktail digunakan, dengan menerapkan strong coloumn weak beam
untuk merencanakan terjadinya sendi plastis terletak pada balok. Penelitian ini
dilaksanakan pada daerah gempa III, pondasi terletak pada tanah keras dengan
mempergunakan pondasi telapak, mutu beton 35 Mpa, dan mempergunakan profil baja
W berdasarkan tabel AISC LRFD (W 36).
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran balok struktur daktail
lebih kecil dibandingkan dengan struktur konvensional sebesar 13,75%. Kolomnya lebih
besar dibandingkan dengan metode konvensional sebesar 9,01%. Tetapi dari total berat
struktur, metode daktail cenderung lebih hemat 3,82% dan letak sendi plastis pada
struktur daktail sudah direncanakan secara pasti. Dapat diambil kesimpulan bahwa
metode daktail lebih ekonomis dan lebih aman daripada metode konvensional.
Collections
- Civil Engineering [4187]