dc.contributor.author | Muhammad Noer Fadjri, 92340097 | |
dc.date.accessioned | 2020-06-17T01:24:47Z | |
dc.date.available | 2020-06-17T01:24:47Z | |
dc.date.issued | 1998 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/21437 | |
dc.description.abstract | Dalam menunjang usaha pemerintah untuk meningkatkan ekspor non
migas khususnya dalam sektor pertanian, maka salah satu sub sektor yang
memiliki komoditas yang berpeluang besar untuk memperbanyak ragam
komoditas non migas dan sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi petani
dan pengusaha bila digarap sungguh-sungguh dan terarah adalah sub sektor
peternakan dalam hal ini pengolahan sapi.
Boyolali merupakan pemasok daging terbesar di Jawa Tengah yang
mencapai angka 45% dari kebutuhan Jawa Tengah. Ketergantungan Jawa
Tengah akan produksi daging segar dan daging olahan dari Boyolali
mengakibatkan harus ada kesiapan dari Boyolali untuk selalu memasok
daging segar dan daging olahan tersebut.
Sedangkan kita ketahui bahwa Indonesia selama ini banyak menginpor
sapi bakalan dari Australia. Salah satu perusahaan yang menginpor sapi dari
Australia adalah PT. Tippindo, yang mana mereka menggemukan dan
memotongnya di Propinsi Lampung dan kemudian dikirim ke Jakarta untuk
dijadikan daging olahan.
Dengan terpisah-pisahnya kegiatan didalam Industri Pengolahan Sapi
selama ini mengakibatkan tidak efisiennya pekerjaan, baik dari segi waktu,
tenaga, pikiran, ruang dan benda.
Dari permasalahan-permasalahan diatas, karya tulis ini mencoba untuk
mengungkapkan konsep dalam upaya pembangunan Industri Pengolahan Sapi
Terpadu dengan pendekatan efisiensi. Dengan akan direncanakannya Industri
Pengolahan Sapi Terpadu ini diharapkan dapat menekan tenaga, waktu, ruang
dan benda seminimal mungkin. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Industri Pengolahan Sapi Terpadu di Boyolali | en_US |
dc.subject | Landasan Konsepsual Perancangan | en_US |
dc.title | Industri Pengolahan Sapi Terpadu di Boyolali Landasan Konsepsual Perancangan | en_US |