dc.description.abstract | Olahraga dirgantara hadir di Indonesia sudah cukup lama.
Masyarakat Indonesia pertama kali mengenal olahraga udara ini lewat
terbang layang dan aeromodelling. Terbang layang mulai diperkenalkan
pada pertengahan tahun 1946, cabang-cabang olahraga dirgantara lain
bermunculan. Hari demi hari, olahraga dirgantara berkembang dengan
segala kendala dan liku-likunya. Pada masa krisis pun, cabang-cabang
olahraga dirgantara itu masih mampu bertahan, bahkan muncul jenis olahraga baru walau
dengan segala keterbatasan. Dana merupakan kendala utama yang menghadang sejak
olahraga ini diperkenalkan. Berbagai upaya mencari dana dilakukan sekadar untuk
bertahan hidup dan bila mungkin mengembangkannya. Di sisi lain, keterbatasan sumber
daya manusia juga menghambat perkembangan olahraga dirgantara ini di Tanah Air,
apalagi untuk menembus dunia internasional. Sulit mencari manusia Indonesia yang
betul-betul berminat, mencintai dan konsisten menggeluti olahraga dirgantara ini.
Merencanakan wadah atau tempat pendidikan dan pelatihan atlet terbang
layang yang mendukung dan memajukan pengetahuan dan perestasi olahraga dirgantara
khususnya terbang layang dan pesawat bermotor dalam skala nasional maupun
internasional.
Sedangkan tugas akhir ini merencanakan diklat terbang layang dan
pesawat bermotor di Pondok Cabe Airport yang mendukung dan berintegrasi pada
pendidikan dan pelatihan sebagai penegembangan atlet, dengan penekanan bagaimana
mentransformasikan sisi psikologis atlet terbang layang dan pesawat bermotor terhadap
perencanaan bangunan yang akan membantu proses pembentukan karakter penerbang. | en_US |