Show simple item record

dc.contributor.authorIndra Saputra, 00511050
dc.contributor.authorHeri Sulistyo, 00511058
dc.date.accessioned2020-06-13T07:11:56Z
dc.date.available2020-06-13T07:11:56Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21342
dc.description.abstractRetak-retak merupakan pertanda awal dari keruntuhan balok beton bertulang yang dibebani lentur. Keruntuhan tersebut diakibatkan retak yang semakin lebar dan panjang, yang merupakan kelanjutan dari pola retak yang terjadi pada awal retak. Keruntuhan balok beton bertulang tidak dikehendaki terjadi secara tiba-tiba yang merupakan tipe dari keruntuhan geser. Untuk itu balok beton bertulang harus dirancang bersifat daktail, yaitu kuat geser harus lebih kuat daripada kuat lenturnya. Untuk mencapai kondisi tersebut, balok diberi tulangan badan atau tulangan geser berupa sengkang. Dan untuk memperoleh sifat balok yang lebih daktail diperlukan tulangan geser yang lebih rapat dibanding pada daerah lentur. Dalam penelitian ini dicari alternatif untuk menggantikan peran sengkang yaitu dengan menggantiken sebagian atau seluruh peran sengkang tersebut pada daerah lentur maupun geser dengan kawat strimin bentuk persegi 2 lapis. Pada penelitian ini, dibuat benda uji balok beton bertulang dengan selubung kawat strimin persegi 2 lapis dengan ukuran diameter 0.9 mm dan jarak bukaan kawat sebesar 2,54 x 2,54 (cm). Balok uji terdiri dari 7 model balok, balok kontrol yang berjumlah 2 balok yaitu balok beton bertulang tanpa menggunakan sengkang (TSK) dan balok beton bertulang dengan menggunakan sengkang (BN). sedangkan 5 balok sebagai balok yang diberi variasi kawat strimin dan sengkang antara lain: Balok beton bertulang dengan menggunakan kawat strimin sebagai pengganti sengkang (TK2TS), balok beton bertulang menggunakan kawat strimin pada daerah geser (TK2GTS), balok beton bertulang menggunakan kawat strimin dan sengkang (TSK2P), balok beton bertulang menggunakan kawat strimin pada daerah geser dan sengkang (TSK2G) dan balok beton bertulang menggunakan kawat strimin pada daerah geser dan pengurangan 50% sengkang pada daerah geser (TS50K2G). Dengan ukuran bentang balok (L) = 1920 mm, lebar (b) = 150 mm, tinggi (h) = 300mm. Sebelum pengujian dilakukan balok dilapisi kapur dan dibuat kotak-kotak agar pola retak dapat terlihat. Pembacaan beban tiap kenaikan 5 kN dan lebar retak diukur tiap 10 kN dengan alat microcruck, hasil dari beban dan lendutan dapat dilihat pada alat datalogger yang terhubung dengan loadcell dan 3 buah LVDT, sedangkan tumpuan yang digunakan adalah sendi dan rol. Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah beban, lendutan, lebar retak dan panjang retak. Dan setelah dianalisis beban maksimum dan lendutan yang diperoleh masing-masing balok antara lain: BN (177 kN, 16.907 mm), TSK (120 kN, 3.323 mm), TK2TS (180 kN, 14.087 mm), TK2GTS (185 kN, 12.147 mm), TSK2P (170 kN, 8.173 mm), TSK2G (180 kN, 13.907 mm) dan TS50K2G (188 kN, 15.247 mm). Sedangkan kekakuan dan daktilitas dari masing-masing balok antara lain BN(26.583 kN/mm, 2.723), TSK (42,77 kN/mm, 2.03). TK2TS (25.26 kn/mm, 2.094), TK2GTS (28.157 kN/mm, 2.073), TSK2P (33.827 kN/mm, 1.727), TSK2G (36.817 kN/mm, 3.304) dan TS50K2G (34.979 kN/mm, 3.138). Dari data yang diperoleh penggunaan kawat strimin bila dibandingkan dengan balok tipe BN yang merupakan balok kontrol adanya peningkatan kekuatan dan juga keretakan pada daerah lentur maupun daerah geser terjadi secara bertahap.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis Kuat Geseren_US
dc.subjectLentur pada Baloken_US
dc.subjectBeton Bertulangen_US
dc.subjectPenempatan Kawat Striminen_US
dc.subjectBentuk Persegi Dua Lapisen_US
dc.titleAnalisis Kuat Geser dan Lentur pada Balok Beton Bertulang dengan Penempatan Kawat Strimin Bentuk Persegi Dua Lapisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record